Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Januari 2024

Tjilatjap History, Upaya Menghargai Sejarah Cilacap


Oleh: Gita FU


"Jika ingin menghancurkan suatu bangsa, maka hilangkan saja ingatan tentang sejarah bangsa tersebut."


Ungkapan ini tentu bukanlah omong kosong belaka. Sudah banyak terbukti di muka bKumi antara lain melalui perang, penjajahan, hingga genosida.


Berbekal kekhawatiran  akan hilangnya ingatan generasi muda Cilacap akan sejarahnya sendiri, membuat Riyadh Ginanjar memutuskan terjun langsung dalam upaya mengedukasi masyarakat melalui komunitas Tjilatjap History.


Apa itu Tjilatjap History? Saya sudah merangkum jawabannya melalui Q n A berikut. Mari baca artikel ini sampai selesai, ya, Sobat. 


Fakta-fakta tentang Tjilatjap History


Bisa ceritakan awal mula berdirinya komunitas Tjilatjap History? 


Awalnya saya bergabung dengan komunitas Banjoemas History Heritage Community yang diketuai Mas Jatmiko, sekitar 2011-2012. Tapi terus saya mikir, Cilacap juga belum ada yang mikirin sejarahnya. 


Lalu tahun 2014 saya putuskan mendirikan komunitas, awalnya sendirian saja. Kemudian di tahun 2018 saya mulai dapat teman di Cilacap. Lalu tanggal 17 Agustus 2021 barulah kami mulai pergerakan untuk edukasi ke masyarakat. 


Ketika di tahun-tahun awal berdirinya komunitas, apa yang Mas Riyadh lakukan? 


Di masa itu saya konsen mengumpulkan arsip-arsip sejarah. 


Bagaimana cara komunitas mendapatkan dan mengumpulkan arsip? 


Kebanyakan kami dapat dari loakan, Mbak. Dari bakul rongsok di Cilacap, atau saling tukar arsip dengan sesama penggiat sejarah. 


Sumber: IG @tjilatjaphistory 


Menarik. Bagaimana caranya dan mengapa komunitas menjalin kerjasama dengan penjual rongsok/barang bekas? 


Jadi di antara rongsokan itu banyak harta karun, Mbak, yang dibuang orang karena tidak tahu nilainya. Sebelumnya kami sudah woro-woro ke penjual rongsok, supaya segera menghubungi kami apabila menemukan arsip maupun foto-foto kuno. 


Ya, tentu saja mereka senang. Karena harga per barang bekas itu tentu lebih mahal bila dijual ke kami, dibandingkan jika mereka jual kiloan. 


Dari mana dana yang dipakai untuk belanja arsip kuno itu, Mas? 


Sebagian besar dari dana pribadi, Mbak. Karena memang sengaja saya alokasikan anggaran khusus. Kalau untuk pergerakan/edukasi, kami ada kas sosial. 


Apakah komunitas pernah melakukan transaksi penjualan arsip sejarah? 


Pernah, mbak. Tapi hanya untuk arsip atau dokumen yang tidak berkaitan dengan sejarah Cilacap. Nanti dananya digunakan untuk mencari arsip sejarah Cilacap lainnya. Ya, subsidi silang istilahnya. 


Sebenarnya benda bersejarah apa saja yang menjadi fokus dari komunitas ini? 


Sebagian besar berupa arsip, surat, foto, atau bisa juga artefak kuno yang ditemukan di wilayah Cilacap. 


Sumber: IG @tjilatjaphistory


Apa contoh artefaknya, Mas? 


Waktu itu pernah sejenis pedang atau tombak kuno, ditemukan di lokasi proyek penggalian jalan. Ada juga prasasti di Kesugihan. Lalu baru-baru ini batu bata kuno yang ditemukan di area pemakaman Karang Suci. Mungkin itu bekas tembok pelabuhan lama (mengingat letak pemakaman bersisian dengan Bengawan Donan, red).


Sepanjang perjalanan komunitas, adakah perhatian dari Pemda Cilacap? 


Ya, sebenarnya kurang. Sejauh ini kami baru pernah menjalin kerjasama dengan Dinas P dan K untuk pameran arsip, serta Dinas Pariwisata untuk program Jelajah. 


Padahal aset sejarah itu bukan cuma urusan satu dinas saja, melainkan saling terkait. Contoh Benteng Pendem. Lahannya milik TNI, pengelolaannya jadi bagian Dinas Pariwisata, edukasinya ke Dinas P dan K. Begitu, Mbak.



Apa saja program Tjilatjap History? 


Sejauh ini ada 4 program yang dijalankan berkala. Yakni jelajah sejarah, pameran arsip, bersih-bersih makam, dan kunjungan ke saksi sejarah. 


Ada berapa orang anggota komunitas yang aktif sampai sekarang?


Sekitar 30 orang. 


Apakah feedback yang Mas Riyadh rasakan sejauh ini? 


Kepuasan batin, Mbak. Misal saat ada pameran arsip, melihat reaksi anak-anak melihat pameran sejarah Cilacap. Mereka biasanya tercengang dan kagum. 


Apa harapan Mas Riyadh melalui kegiatan komunitas Tjilatjap History? 


Agar masyarakat Cilacap lebih bangga dengan sejarahnya sendiri, ketimbang silau dengan sejarah daerah lain. 




Nah, itulah sekelumit Q n A tentang komunitas ini. Oh, iya, Sobat, Tjilatjap History  aktif di Instagram. Kalian bisa mantengin informasi-informasi menarik, dan pastinya menambah wawasan sejarah di sana. Nama akunnya @tjilatjap_history.


Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat semua. Terima kasih. 





Sumber: IG @tjilatjaphistory

Minggu, 19 November 2023

Staycation Nyaman di Hotel Dafam Cilacap

 
Lobi Hotel Dafam Cilacap
Lobi Hotel Dafam Cilacap. Foto: GFU


Oleh: Gita FU


Halo, Sobat kopidarigita! Apa kabar? Semoga kalian selalu dalam kondisi terbaik, dan bahagia, ya. 

Awal bulan September lalu tulisanku meraih juara kedua pada Lomba Artikel Blog Dafam Cilacap & @Cilacap_Kekinian. Sebagai reward-nya aku mendapatkan voucher menginap di Deluxe Pool View untuk satu malam plus voucher makan di Restoran Canting.  Alhamdulillah, senang dan bersyukur, dong pastinya. Selain itu semangat menulisku jadi tetap menyala. Terima kasih Dafam Cilacap.


Sertifikat Juara 2 dan Hadiahnya. Foto: GFU


Hanya saja karena aneka kesibukan dan ujian hidup (ceileee, paansiy!) kesempatan menggunakan hadiah itu baru bisa kesampaian hari Sabtu (18/11/2023). Hikmahnya ada: aku bisa mengajak Farhan, Hanna, dan Hanif, alias trio Han buat menikmati wiken. Suamiku jaga gawang, eh, rumah bersama Simbah. ^^

Kami berangkat jam 2 siang sesuai waktu check in. Mbak resepsionis yang ramah dan baik hati menyambut dengan full senyum. Kami diberi kamar nomor 121, dan sesuai tipe tentu saja letaknya berhadapan dengan kolam renang. Wah, Hanna dan Hanif girang banget liat air. Kalo si Farhan, mah, awalnya jaim. Ujung-ujungnya ya nyebur  juga. 

Baca juga: Mengulik Keunikan Cilacap

Kondisi Kamar

Aku ingin kasih gambaran dulu nih, tentang kamar Deluxe Pool View.


Kolam renang yang berada di luar kamar Deluxe Pool View. Foto: GFU

Selain berhadapan dengan kolam renang, kamar ini lumayan luas. Di dalamnya ada doble bed yang muat untuk kami berempat. Di samping kanan kiri bed ada meja kecil dengan colokan listrik. Di sudut kiri ada meja kerja nyaman, yang di atasnya terdapat pemanas air untuk bikin teh/kopi plus air mineral. 

Meja kerja di sudut sebelah kiri kamar. Foto: GFU



Kamar mandi dengan shower air panas/dingin, wastafel plus  toiletris, dan kloset duduk. Di luar kamar mandi ada cermin, lemari baju kecil, dan sejumlah hanger baju. Masih tersisa space yang lega untuk sholat di dalam kamar.

Kamar ini juga dilengkapi dengan LED TV, AC, pesawat telepon indoor, dan koneksi Wifi yang lancar jaya. Oh iya, interiornya simpel, dan homey. Pokoknya nyamanlah buat beristirahat.

Double bed yang cukup lega. Foto: GFU


Kolam Renang  

Setelah sholat Ashar barulah anak-anak kuizinkan berenang. Ada 2 kolam dengan kedalaman berbeda: 90 dan 125 cm. Suhu air juga berbeda. Kolam 90 cm terasa lebih dingin dibandingkan kolam 125 cm. Wajar, sih. Sebab kolam yang dangkal letaknya seolah tersembunyi, diapit oleh dinding-dinding alam buatan ala tebing air terjun. Sedangkan kolam satunya menempati area yang terpapar sinar matahari.

Btw, Hanif malah lebih suka yang dingin. Padahal aku menggigil di situ. ^^


Kolam dangkal nan sejuk. Foto: GFU

Oh iya, pihak manajemen hotel sudah memasang pemberitahuan tertulis bahwasannya mereka tidak menyediakan lifeguard. Sehingga tamu hotel maupun pengunjung yang ingin berenang wajib menjaga keselamatan diri sendiri. Menurutku tidak masalah, sih. Toh, area kolam tidak terlalu besar.

Kami tidak sendirian Sabtu sore itu. Sudah ada tamu lain yang sama-sama membawa anak kecil tengah asyik berenang. Tentu saja itu bukan masalah. Anak-anak tetap hepi berenang dan bermain air. ^^ Berenang sesi kedua kami lakukan Minggu pagi setelah sarapan.


Cafe Teras

Malam minggu hujan turun deras. Hanif tidur awal setelah kecapekan berenang. Aku dan Hanna memanfaatkan kesempatan untuk pergi ke Cafe Teras. Sementara Farhan setuju menunggui adiknya. Tujuanku ke Cafe Teras tentu saja mencoba menu Nasi Balap Mak Sanggul, dan ngopi di Kopi Salem.^^

Wow, rekomendasi Mbak Lina Sophy memang tepat! Rasa menu Nasi Balap memang enak. Aku memesan Nasi Balap Polos seharga 7 ribu, untuk Hanna Nasi Balap Ayam Suwir seharga 12 ribu. Seporsi itu saja beneran  bikin  kenyang! Hanya saja Hanna sedikit nggak tahan dengan rasa pedas sambalnya. Hehe. 


Penampakan Cafe Teras. Foto: GFU


Kopi Salem-nya juga enak. Aku memesan Kopi Hitam seharga 5 ribu. Kemudian Farhan yang datang belakangan memesan Espresso-nya, dengan harga 18 ribu. Enak, tidak terlalu pahit. 

Aku juga sempat bertemu Mas Riyadh Ginanjar di stand Kopi Salem. Kami mengobrol lumayan banyak, tentang Cilacap, sejarah,dan lain-lain.Sayang, obrolan tak bisa berlangsung lama karena hujan kian deras, dan aku  khawatir Hanif terbangun.


Sarapan di Restoran Canting

Paginya kami berempat  sarapan di Restoran Canting. Karena masih awal  belum banyak tamu hotel yang datang. Pilihan menunya variatif. Untuk minuman tersedia: air mineral, jus  buah, infused water, susu, kopi, teh. Makanannya terdiri dari: sereal, buah potong, salad sayur, Nasi Goreng Rendang, nasi putih beserta sayur dan lauk, aneka kue dan cemilan tradisional. 

Anak-anak amat bersemangat mencoba menu. Hanna dan    Hanif sepakat memilih sereal dan susu, buah potong, jus buah. Sementara aku dan Farhan mencoba Nasi Goreng Rendang, buah potong, jus buah, dan kopi. 

Memang tidak salah, sih. Rasa makanan di Dafam Cilacap memang enak!


Menu sarapan di Restoran Canting. Foto: GFU

Akhir kata, cuma satu kata yang pas untuk menggambarkan pengalaman staycation kami di Hotel Dafam Cilacap: Nyaman. Cocok untuk berlibur bareng keluarga, atau untuk persinggahan bisnis. Pilihan kamar  pun beragam dengan rate berbeda. Fyi, untuk Deluxr Pool View sendiri tarifnya 450 ribu per malam termasuk sarapan untuk 2 orang, ya. 

Info lebih lanjut tentang Hotel Dafam Cilacap bisa sobat peroleh di sini. Sampai jumpa di tulisanku berikutnya, Sobat! Terima kasih. 




  

Sabtu, 19 November 2022

Ini Dia Marketplace Ramah UMKM



Mallee
Aplikasi Marketplace Mallee. Foto: tim/ist


Oleh: Gita FU


Zaman now adalah era digital, apa-apa serba online. Nyaris semua kebutuhan kita sudah tersedia di internet, tinggal buka gawai dan pilih aplikasi yang pas. 

Hal ini berlaku pula bagi kamu yang tengah memulai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan butuh memasarkan produk. Kini kamu dimudahkan dengan hadirnya pasar online alias marketplace. 

Mirip dengan pasar konvensional, di marketplace kamu bisa memajang foto produk. Lalu menanti  konsumen virtual memilih, dan membelinya. Setelah itu kamu kirim pesanan tersebut, dan tunggu uang pembayaran masuk ke rekening. 

Sekilas mudah, benarkah? 

Tentu tidak, Markoni. 

Ada banyak pelaku UMKM sepertimu yang sama-sama memarkir produk di etalase marketplace, bahkan bisa saja produknya serupa dengan milikmu. Kalau sudah begini pasti banyak pertanyaan bermunculan di benakmu. 

Bagaimana caranya bersaing untuk menarik pembeli? Kamu ingin lebih variatif tapi modal kurang, ada solusinya tidak? Apa kamu harus lari ke hutan, teriak di pantai, dan menghilangkan tutup tupperware emak? Siapa yang bisa kasih jawaban, pliisss!

Waduh. Sini, saya sodorkan jawaban. Cobalah Mallee. 


Apa itu Mallee? 


Yak, Mallee (dibaca: moli) adalah aplikasi marketplace buatan anak muda  Indonesia, yang hadir untuk memberi pencerahan dalam transaksi jual beli online. Tagline-nya adalah, #Semuaadasemuabisa. 

Hampir serupa dengan aplikasi marketplace lain di Mallee ada pula fitur etalase produk, transaksi, dan ekspedisi. Pembeli juga dimanjakan dengan promo potongan harga, hingga bebas ongkir. 

Perbedaannya, Mallee amat peduli pada  pelaku UMKM yang menjadi tenant di aplikasi ini. 


Problem UMKM


Menurut Bian, pendiri Mallee, teman-temannya sesama pelaku UMKM kerap mengeluhkan kurangnya support untuk memasarkan produk mereka. 

"Jadi dari ngobrol-ngobrol itu bisa saya simpulkan ada 4 keluhan teman-teman. Yaitu kurangnya pengetahuan dan teknologi untuk bersaing, jago produksi kurang bisa pemasaran, kekurangan modal finansial, dan rentan mengalami penipuan," jabarnya,  dalam salah satu teleconference kami beberapa waktu lalu. 

Bian bercerita bahwa ketika dirinya  bertemu Menteri BUMN Erick Thohir di suatu acara, di Yogyakarta, ia sempatkan menyampaikan hasil perbincangan tersebut. 

Erick Thohir, menurut Bian, menunjukkan kepedulian pada UMKM dan punya keinginan mendorong UMKM naik kelas. 

Selanjutnya Bian berjumpa pula dengan petinggi Bank Mandiri area Jateng dan DIY. Lalu terjadilah pembicaraan-pembicaraan penting. 

Dari situ muncullah ide Bian menciptakan aplikasi marketplace yang ramah pada pelaku UMKM. Ia juga menggandeng beberapa temannya untuk mewujudkan ide.

"Mallee ini asal katanya Mall elektronik. Biar mudah diingat kami singkat Mallee, dibaca Moli," cetus Bian. 


Solusi untuk Pelaku UMKM




Di Mallee mereka menyematkan 4 fitur khusus, yang menjawab 4 problem pelaku UMKM di atas. 

"Kami benamkan fitur edukasi baik online maupun offline. Lalu kami yang membuatkan konten untuk marketing pemilik UMKM," sebut Bian. 

Melalui kerjasama dengan Bank Mandiri, pelaku UMKM yang menjadi tenant Mallee dapat mengajukan KUR sangat lunak, bernilai maksimal 10 juta rupiah. 

Sistem keamanan di Mallee pun terjamin, baik dari sisi penjual maupun pembeli, selayaknya di marketplace lain. 

"Penjual juga dipermudah oleh kami. Biasanya penjual harus antar barang pesanan ke ekspedisi, tapi di Mallee penjual tinggal menunggu ekspedisi datang menjemput barang," terang Bian. 

Mallee menjamin hanya menerima  pelaku UMKM sebagai tenant dan tidak mengakomodir korporasi. Selain itu tidak ada potongan biaya bagi UMKM. 


Program Spesial Mallee




Nah, saya punya kabar baik lagi, nih. Selain sederet keunggulan bagi para pelaku UMKM di atas, Mallee juga sedang mengadakan program spesial lain nih. 

Bagi kamu yang belanja minimal nominal tertentu di Mallee, ada program GRATIS ONGKIR ke seluruh Indonesia plus kesempatan memenangkan HADIAH UNDIAN. 

Jadi, segera unduh Mallee sekarang di App Store atau Google Play Store. Lalu aktifkan fitur Livin' by Mandiri, otomatis kamu bakal dapat voucher belanja dari Indomaret senilai 50 ribu rupiah. Lumayaaan. 


#Mallee

#Marketplace











Senin, 01 November 2021

Pentingnya Melatih Soft Skill Anak di Era Digital

  


Dear Parents,

Pandemik yang telah berlangsung lebih dari setahun ini ternyata menyimpan bahaya laten tersembunyi bagi kondisi psikologis anak-anak kita. Bahkan sesungguhnya merekalah korban tersembunyi dari Covid-19. Demikian yang disampaikan oleh Yohana Theresia, M. Psi., psikolog dari Yayasan Heart of People.id, dalam webinar parenting bersama Faber-Castell Indonesia pada hari Sabtu, tanggal 25 September lalu. 

Yohana memaparkan hasil penelitian Soetikno, Agustina, Verauli, Tirta (2020). Bahwa ditengarai ada peningkatan permasalahan perilaku dan masalah akibat paparan stres, di kala pandemik ini. Masalah-masalah tersebut antara lain:

  • Menarik diri dari keramaian (withdrawal); 
  • Gangguan psikosomatis, yakni gangguan psikologis yang ditandai adanya keluhan di area fisik tertentu; 
  • Agresi; 
  • Depresi. 

Faktor pencetus masalah tersebut di atas ialah: ruang gerak yang terbatas, hambatan menjalani proses pendidikan di masa pandemik, orangtua yang sibuk, serta kondisi psikis yang labil. 

  Keadaan tersebut di atas memunculkan perilaku instan, yang banyak dilakukan orang tua untuk mengatasi masalah pada anaknya. Apakah itu? Memberikan gawai. 

Padahal gawai di tangan anak-anak bak koin bermuka ganda, ada sisi positif dan ada sisi negatif. Selama ini kebanyakan para orangtua cenderung mengabaikan sisi negatifnya. Sehingga mereka tidak memberi batasan waktu yang jelas (screen time) kepada anak-anaknya, perkara durasi memakai gawai. 

Omong-omong, apa sajakah efek negatif dari pemakaian gawai berlebihan terhadap anak-anak? Yohana menyitir riset yang dilakukan oleh Straker, Leon M. & Howie, Erin K. (2016) dan Dr. John Hutton (2020), bahwa efeknya adalah:




Maka dari itu Yohana memberi saran agar para orangtua bersikap cerdas. Pilihkanlah bentuk permainan yang cocok bagi anak-anak, sesuai umur dan kebutuhan. Sebab dengan permainan yang tepat guna akan mendukung tumbuhnya daya kreativitas, serta mengembangkan imajinasi mereka. Kreativitas dan imajinasi yang tinggi pada akhirnya bisa menciptakan pribadi-pribadi yang kreatif. 

Apa itu kreativitas? Ialah kemampuan untuk memproduksi/mengembangkan suatu karya asli, ide, teknik, atau pemikiran. 

Kriteria sosok yang kreatif:

  • Memaknai masalah dengan cara yang unik
  • Berani mengambil resiko
  • Menyajikan ide berbeda
  • Tahan banting dalam menghadapi berbagai masalah. 

Berita baiknya, kreativitas bisa diajarkan dan ditumbuhkan pada anak-anak melalui aktivitas sehari-hari di kehidupan nyata. 

Ingatlah, anak-anak kita tumbuh di era digital. Suatu era yang ditandai laju arus informasi dan data, yang menerabas sekat geografis. 

Mari asah soft skill anak-anak semenjak dini, parents! Melalui medium kegiatan yang menyenangkan tentunya. Salah satunya dengan permainan yang berbasis pada kesenian. 

Kamis, 07 Mei 2020

Masak Tanpa Ribet Ala @BungaRosvita




Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Aslinya nih, saya bukan orang yang hobi uprek di dapur. Memasak buat saya  ada di list terakhir bantu-bantu pekerjaan di rumah. Saya lebih memilih disuruh nyuci motor, deh, ketimbang masak. 😝

Tetapi orang-orang bisa berubah seiring perjalanan hidup. Demikian pula saya. Setelah berumah tangga pelan-pelan saya mulai tertarik memasak. Bukan karena dapat suami yang rewel terhadap masakan, sih, bukan itu. Sebab suami saya malah orang yang gampang perkara makan, nggak pernah menuntut kudu menu ini itu; la wong pernah kejadian saya masak mi bihun yang masih kaku kayak kawat bendrat gitu, masih mau dimakannya 🙈. Ketertarikan saya bermula dari penasaran.

Penasaran pingin bikin camilan sendiri, ketimbang beli melulu. Penasaran gimana sih masak ikan yang enak, contohnya. Penasaran bagaimana sama orang yang pinter bikin makanan trus bisa dapat penghasilan dari situ, kok bisa ya? Dan seterusnya.

Lalu saya mulai suka baca buku resep masakan, atau sengaja beli tabloid-tabloid yang memuat resep. Ya, seneng aja bacanya. Tapi buat mempraktekkannya? Hehe, nanti dulu. Menurut saya resep-resep yang saya baca itu masih terlalu wah buat ukuran saya (yang aslinya malesan masak 😜). Jadi ya baca sekadar baca aja.

Kemudian datanglah era sosmedan, trus saya ikutan bikin akun di Instagram. Singkat cerita, bertemulah saya dengan akun @bungarosvita. Awalnya saya pikir sang pemilik akun ini adalah blogger sebagaimana lazimnya. Hingga satu saat saya membaca unggahan beliau mengenai resep bikin spaghetti carbonara, dan donat tanpa telur, alias donat kampung. Saya langsung tertarik dan amat antusias. Wah, simpel banget! Praktek, ah!

Profil Mbak Bunga Rosvita di Instagram.

Baca juga: Pengalaman Pertama Masak Spaghetti

Sejak itu, saya jadi penggemar postingan beliau. Apalagi kalau sudah mengunggah resep, entah camilan, entah masakan. Menurut saya, yang bikin menarik dari status-statusnya adalah:


  1. Gaya bahasanya lugas, gampang dimengerti
  2. Bahan-bahan yang digunakan gampang diusahakan
  3. Menunya menggugah selera
  4. Didukung foto makanan yang cantik/video proses pembuatan yang gampang dimengerti
  5. Komunikatif

Hal-hal di atas yang membuat kemageran saya meleleh. Saya jadi tergugah bikin camilan yang disukai oleh keluarga, dan pengetahuan saya jadi bertambah. Beneran tanpa ribet, pokoknya. Kalau dihitung-hitung saya udah mempraktekkan 5 resep dari mbak Bunga Rosvita. 😍

Inilah beberapa foto hasil racikan blio, yang saya ambil dari akun Instagramnya. Terlihat menggoda, bukan?





Gimana? Setelah kalian baca postingan ini, boleh banget buka Instagram kalian, lalu follow akunnya. Semoga bermanfaat, ya. (*)

Cilacap, 060520

#Day17
#BPNRamadan2020

Minggu, 03 Mei 2020

Inilah Alamat Situs yang Wajib Kalian Kunjungi



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semangat belajar sejatinya harus selalu menyala dalam dada kita. Karena manusia yang berhenti belajar akan dilibas oleh zaman, dan merugi di sisa umurnya. Dengan belajar maka kita bisa meningkatkan harkat dan martabat, menjadi orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan melalui Al-Quran sendiri pun Allah memberi pujian khusus bagi orang-orang yang berilmu.

Termasuk kita hari ini. Tak ada alasan berhenti belajar, walaupun dalam situasi serba terbatas. Karena selalu ada jalan lain untuk meraih ilmu. Asalkan ada kemauan. Apalagi di era internet. Sobat punya ponsel android dan paket data? Nah, manfaat sebaik-baiknya.

Saya ingin berbagi beberapa alamat situs yang "berisi". Sengaja saya bagi menurut 5 kategori, agar memudahkan fokus. Inilah daftarnya:

1. Portal berita daring


Berita-berita berseliweran di lini masa kita setiap hari. Tak jarang kita dibuat berdebar-debar membacanya. Lalu kita ingin tahu lebih jauh mengenai berita tersebut. Sayang, tidak semua portal berita daring memiliki ulasan lengkap dan dalam. Sering pula kita jumpai media-media tersebut menggunakan judul yang "clickbait" untuk mengundang rasa penasaran belaka, sementara isi berita ternyata mirip dengan portal berita lain.

Maka saya sarankan Sobat membuka dan membaca ulasan berita di Tirto.id

"Mereka memiliki laporan investigatif yang cukup berani, dan bisa dipercaya."


2. Tempat baca esai dan opini


Alamat situs yang menurut saya wajib kalian kunjungi untuk tujuan di atas adalah: mojok.co, voxpop.id, dan geotimes.co.id.

Kalau ingin baca yang tone-nya serius, coba kalian buka asumsi.co,  atau lsfcogito.org.

3. Referensi aneka cerpen


Kalau kalian penyuka cerpen seperti saya, yuk mampir ke lakonhidup.com, klipingsastra.com, atau fiksilotus.com. Situs lakonhidup dan klipingsastra merupakan dokumentasi karya para cerpenis di media massa negeri ini. Sedangkan fiksilotus memuat cerpen-cerpen terjemahan penulis luar.


4. Rujukan saluran hiburan dan acara bincang-bincang


Kalian yang hobi mantengin You Tube, ada referensi channel, nih. Bukalah saluran milik Martin Suryajaya dan Hasan Aspahani, kalian akan mendapati aneka topik bincang-bincang seputar sastra. Jangan lupa klik "like" dan "subscribe", yaa.

Kalau kalian suka mantengin isu-isu Kekinian, bukalah saluran Wired. Macam-macam video menarik tersedia di sana.

Untuk saluran hiburan, ada Omeleto yang berisi film-film pendek apik. Sedangkan HiHo Kids merupakan saluran acara anak-anak. 

5. Blog-blog yang menginspirasi


Silakan kalian kunjungi ekakurniawan.com dan catatanpringadi.com. Dua penulis senior ini banyak menulis ulasan-ulasan menarik, edukatif, sekaligus inspiratif.

Sedangkan untuk alamat blog cobalah kunjungi joecandra.com, tonialmunawwar.com, dan tentu saja portal milik bloggerperempuan.co.id.


Demikian yang bisa saya tulis kali ini. Semoga sejumlah alamat situs di atas bermanfaat ya, buat kalian. (*)


Cilacap, 020520

Ps: thanks to Jano, Erwin, Wiwid, dan Malia atas rekomendasinya. 😄


#Day13
#BPNRamadan2020

Selasa, 10 Maret 2020

Alasan Buku ini Layak Menang di IBF 2020

Novel Anak Terima Kasih Allah. (Dok.pri)

Oleh: Gita FU


Assalamu'alaikum, sobat kopi dari Gita!

Rasanya seribu tahun aku nggak menulis di blog ini. Pantesan agak berdebu, duh! *Ambil sapu, pel, dan kain lap. Cus bebersih di rumah.
Nah, udah mendingan. 😅. Eh, iya, semoga kalian dalam keadaan sehat, aman, dan bahagia, ya, sobat. Aamiin.

Tanggal 26 Februari lalu, berlangsung Islamic Book Fair 2020 di Jakarta Convention Centre, Senayan. Apakah ada di antara sobat yang hadir di sana? Nggak? Samaan, dong. 😆
Namun meskipun aku nggak bisa menonton langsung, aku nggak ketinggalan berita seru tentang IBF kemarin. Apaan, tuh? 

Yaitu tak lain tak bukan tentang penghargaan Buku Islam Terbaik yang dianugerahkan IBF 2020, kepada 8 judul buku untuk delapan kategori. Salah satu kategori tersebut adalah Fiksi Anak; dan tahun ini penghargaan tersebut jatuh kepadaaa... Jreng jreng jreng!


Pengumuman Anugerah Buku Islam IBF 2020. Sumber: Republika.co.id


Yak, Novel Anak berjudul Terima Kasih Allah, karya Hairi Yanti, Indiva Media Kreasi! Keren. Selamat, ya, mbak Hairi Yanti dan Penerbit Indiva! Semoga terus menebar manfaat kebaikan lewat karya-karya bermutu.

Aku pribadi ikut senang dengan pencapaian tersebut. Menurutku buku itu pantas mendapatkannya. Dan inilah alasan-alasan kenapa novel anak Terima Kasih Allah layak menang di IBF 2020. Cekidot!😉

1. Penokohan yang pas dan wajar

    Namanya saja novel anak, tentu saja tokoh utamanya anak-anak. Dalam cerita ini Zira, anak perempuan kelas 5 SD menjadi lakonnya. Ia digambarkan sebagai kutu buku, sehingga tidak punya banyak kawan akrab. Namun selaiknya pehobi baca ia punya kemampuan menalar yang bagus dan masuk akal. Penulis berhasil menampilkan dialog, emosi, baik dari Zira maupun tokoh-tokoh pendukung lain, dengan wajar sesuai umur maupun porsi peran dalam bangunan kisah.

2. Jalan cerita mudah dipahami, runut, dan filmis.

     Plot utama novel ini ialah mengenai musibah kebakaran yang menimpa keluarga Zira dan lingkungan tempat tinggalnya. Penulis menata satu persatu pondasi cerita yang memenuhi kaidah silogisme, dan aku tidak menemukan lubang di dalam plotnya. Pembaca anak-anak kupikir bisa menikmati ceritanya. Sebagai contoh dalam hal ini aku meminta  Hanna, bocah kelas 1 SD, menyampaikan pendapat setelah membaca novel tersebut, dan ia sama sekali tidak merasa bingung mengikuti jalan ceritanya.

3. Konflik internal dan eksternal sang tokoh utama seimbang.

     Yang namanya musibah kebakaran tentu tidak hanya berkutat pada kerugian material bagi penderitanya. Ada juga dampak psikis, kesedihan, penyesalan, harapan, resolusi, ya 'kan sobat? Nah, kesemua sisi konflik  yang dialami Zira itu berhasil digambarkan dengan apik. 

4. Pesan moral yang 'halus', tidak menggurui, tapi 'kena'.

   Aku paling sebel umpama nemu buku terutama fiksi, di mana si tokoh atau penulisnya berkhotbah mengenai pesan-pesan moral atau kebaikan. Seolah-olah pembaca nggak bisa menarik kesimpulan sendiri, gitu. Lain halnya jika cerita itu ditujukan buat anak balita, yah kudu eksplisit mau nggak mau. 🙊 Eh, sobat ada yang sama denganku? 🙈
    Ini dia poin plus lain di buku ini, menurut aku. Pembaca tidak diceramahi terang-terangan, melainkan pelan-pelan ikut tercerahkan seiring perjalanan Zira. Dan itu lebih asyik~

5. Harga buku amat terjangkau

   Jangan khawatir kantong kalian bakal jebol jika ingin membeli buku ini, sobat. Karena banderol resminya hanya Rp 37.000 saja. Baik kalian beli di toko buku, maupun via online (hanya saja plus ongkir 😹). 

6. Desain kaver, ilustrasi, tidak lebay

     Ya ini, sih, poin tambahan dariku. Desain kaver dan ilustrasi di dalamnya memang menggunakan karakter ala manga, tapi nggak berlebihan. Pas sesuai kebutuhan cerita, gitu...

Jadi bagi sobat yang tertarik membeli buku ini, boleh  dan kurekomendasikan bangettt. Novel ini Insya Allah cocok sebagai bacaan fiksi anak-anak usia SD, maupun pembaca dewasa yang ingin mencari bacaan berkualitas tapi tidak terlalu 'berat'. 

Nyaris lupa, ada kabar baik, nih, buat sobat. Novel anak Terima Kasih Allah kini sudah tersedia di ipusnas. Buat kalian yang hobi baca e-book, cuss dicek ya di aplikasinya. 🚀

Demikian yang bisa kuulas di postingan kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di cerita berikutnya. Salam! (*)

Selasa, 26 November 2019

Kisah-kisah Hewan Piaraan yang Bakal Menghangatkan Hati Kita

Me and My Pet with Ciput. Dokpri

Oleh: Gita FU

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

 Semangat pagi sobat kopidarigita! 😍 Jumpa lagi di postingan terbaruku. Kali ini aku akan mengulas sebuah  kumpulan kisah nyata para penyayang binatang piaraan. Lebih tepatnya ini adalah buku  antologi para pemenang  lomba yang diadakan Diva Press setahun lalu, bertajuk Me and My Pet.

Aku antusias melihat kavernya yang 'eye-catching'. Ilustrasinya melukiskan kucing, anjing, kura-kura, burung, ikan, dan tikus--eh, kok, ada tikus? Hahaha, tambah penasaran, kaan? Sabaaar. Setelah kubuka, rupanya ada 23 kisah mengisi buku. Tapi tidak terlampau tebal, cuma 148 halaman saja.

Mengingatkan aku pada seri Chicken soup for the soul, kisah-kisah yang tersaji cukup seru, ada yang lucu, inspiratif, dan juga kontemplatif. Terlihat dari sini seleksi yang dilakukan Diva Press, memilih kisah-kisah yang mewakili pesan-pesan tersebut di atas. Mari lanjut. 😉

Aku menyukai beberapa cerita dengan pesan yang cukup menohok hati, yaitu: Prasangka (Titien Setyarini), Suara Sumbang tentang Kucing (Fadilah Jaa), One Eye Cat (Reni Soengkunie), Me and My Little Rat (Muhammad Getar), Kesetiaan Raka (Nikmal Abdul), Kelinci Baru untuk Si Sulung (Muyassarah), dan Me and Dinky (Maitra Tara). Kenapa? Karenaaa:

1. Prasangka, hal. 19

Dengan gaya bahasa 'gue', Titien curhat tentang seekor kucing gendut bernama Sunyuk. Kucing jantan berwarna belang hitam putih ini kata Titien aslinya adalah kucing milik tetangga. Tetapi lebih betah main ke rumahnya, sampai nginap segala. Awalnya semua baik-baik saja. Antara Titien dan Sunyuk berjalan suatu hubungan akrab antara manusia dan kucing, hingga suatu ketika terjadi sesuatu. Jreng jreeenggg.

Waktu itu Titien mandi seperti biasanya. Tiba-tiba dari celah dinding kamar mandinya yang berhadapan dengan taman belakang, terdengar suara mencurigakan. Spontan Titien menoleh, dan dia kaget begitu tahu itu adalah Sunyuk yang sedang mengintipnya mandi! 😨😨 Titien reflek membanjur segayung air mengusir si kucing.

Setelah kejadian Sunyuk mengintip, Titien mengalami hal lain yang bikin dia dag-dig-dug: dia belum haid padahal sudah lewat 2 Minggu dari siklus! 😨😨 Nah, mulailah dia menghubung-hubungkan semuanya dengan kehadiran Sunyuk. Jangan-jangan itu karena dia dan Sunyuk terlalu dekat.

Endingnya sedih, sih. Karena prasangka itu, Sunyuk pergi dan tak kembali lagi ke rumah Titien ataupun rumah majikan aslinya. Makanya, meskipun pada hewan piaraan ya, kita nggak boleh asal curiga dan menuduh yang bukan-bukan. 😩 Tabayun, cek dan ricek, riset, atau apalah dahulu, gitu. Karena kalau yang kita sayangi telanjur pergi, barulah penyesalan itu datang (eaaaaak).

2. Suara Sumbang tentang Kucing, hal. 25

Teman-teman pasti pernah dengar omongan orang, "Ih, jangan dekat-dekat kucing! Ada virus toksonya! Bisa bikin mandul!" Ya, soal virus toksoplasma yang dibawa kucing, emang, sih, ada benarnya. Karena kucing adalah hewan berdarah panas yang merupakan tempat kesukaan si virus. Tapi untuk bisa menulari manusia, tetap membutuhkan persyaratan alias nggak semudah mengoleskan roll on ke ketek.

Si penulis kisah ini membantah suara-suara sumbang tersebut. Dia menceritakan sejak menikah, hamil, lalu melahirkan, dirinya tak bisa benar-benar menjauhi makhluk berbulu lembut, dan imut tersebut. Karena dia sudah kadung menjadi penyayang kucing semenjak kecil. Walaupun dia tak memungkiri, sempat terselip perasaan khawatir jika mendengar suara-suara sumbang tentang kucing.

Demi mengatasi kekalutannya, sewaktu hamil Fadilah berusaha mencari informasi-informasi valid tentang kucing, dan kaitannya dengan kesehatan manusia. Dari situ dia jadi tahu bahwa penularan virus toksoplasma ke manusia terjadi melalui feses kucing. Dia pun lalu menghindari interaksi langsung dengan kotoran hewan itu.

Selain itu Fadilah pun menuliskan, asalkan si pemilik merawat secara baik dan benar serta menjaga kebersihan kucingnya, maka inisyaallah kucing tersebut akan terbebas dari virus toksoplasma.

Akhirnya Fadilah berhasil mengatasi suara-suara sumbang tentang kucing. Karena Alhamdulillah bayinya lahir sehat, bahagia, hingga kini telah berusia satu tahun. Bahkan kesukaan Fadilah pada kucing telah menurun pula ke anaknya itu. Tuh, kan, jangan langsung termakan katanya sebelum kita cari tahu kebenarannya.

3. One Eye Cat, hal. 32

Kisah yang mirip dituliskan oleh Reni. Ia pun penyayang kucing sejak kecil, berkebalikan dengan sang suami.

Tiga tahun lalu ia menemukan kucing telantar tengah meringkuk kedinginan di dekat pintu gerbang, di bawah guyuran hujan deras. Tanpa pikir panjang ia memungut dan menolong si kucing. Hati Reni semakin terenyuh setelah mengetahui bahwa satu mata si kucing tertutupi nanah.

Ia kemudian berhasil meyakinkan suaminya untuk memperbolehkan si kucing menjadi bagian dari mereka. Hari-hari berlalu, kucing yang dinamai Jeni itu menjadi hiburan tersendiri bagi mereka berdua.

Di tahun keempat pernikahan, Reni dan suaminya belum dikaruniai anak. Suara miring pun sempat menerpa mereka, karena lebih memilih memelihara kucing padahal belum punya anak. Mungkin orang-orang itu ikut khawatir terhadap kemungkinan virus toksoplasma yang bisa menjangkiti Reni.

Tetapi bagi Reni, masalah anak adalah hal yang berbeda. Baginya, Jeni telah membawa kebahagiaan tersendiri, dan keberadaannya bukanlah musibah.

4. Me and My Little Rat, hal 57

Penulisnya mengisahkan satu kejadian tak terlupakan, ketika ia dan keluarganya masih tinggal di suatu perumahan milik sekolah, kala ia masih kelas 4 SD. Mereka selalu diganggu oleh tikus-tikus nakal. Telah bermacam cara diupayakan untuk meredam gangguan makhluk pengerat itu, mulai dari memasang racun hingga perangkap tikus.

Suatu siang bapaknya Getar (si penulis) melakukan tindakan kekerasan: beliau memukul tikus-tikus yang berkeliaran itu dengan pemukul kayu. Getar pun turut mengambil kayu. Ada seekor tikus kecil yang berhasil terkena pukulannya hingga tak berkutik. Tetapi ia malah jadi tak enak hati melanjutkan pukulannya.

Kemudian tikus kecil itu ia tempatkan di sebuah kardus, dan ia rawat sampai sembuh. Ya, Getar menjadikan tikus kecil itu hewan piaraan. Setelah itu selayaknya anak-anak, ia pun memamerkan si tikus di depan teman-temannya di sekolah.

Sayang, bapaknya menjadi hilang kesabaran menghadapi polah Getar. Beliau menyuruh anaknya untuk membuang tikus itu. Walaupun Getar menyukainya, faktanya tikus tetaplah tikus; hewan yang kotor dan membawa penyakit.

5. Kesetiaan Raka, hal. 91

Kata orang, kelinci jantan itu playboy. Tapi tidak berlaku untuk Raka, hewan piaraan Nikmal Abdul. Kelinci jantannya ini sudahlah mudah diurus, setia pada satu betina pula.

Ceritanya sekian lama Raka dipiara seorang diri, abangnya Nikmal berinisiatif membelikan kelinci betina sebagai teman. Betina berbulu putih itu dinamai Lily. Reaksi Raka terlihat amat senang dengan si betina. Bahkan jatuh cinta. Ini ditunjukkan dengan tingkahnya yang selalu mengekori Lily, mengendus-endus pipi, dan badannya. Sayang, cinta Raka bertepuk sebelah tangan. Namun Raka tak menyerah, terus berjuang mendapatkan perhatian si Lily.

Hingga di hari keenam, sesuatu terjadi pada Lily. Si betina tergolek lemah, tak merespon sedikit pun pada sentuhan Raka. Setelah diperiksa, ternyata Lily telah mati. 😖 Saat proses penguburan Lily, Raka terlihat tidak terima. Sampai-sampai ia harus digendong supaya tidak mengganggu.

Pasca kepergian Lily, keluarga Nikmal mengupayakan kelinci betina lain sebagai pengobat kesedihan Raka. Tapi apa yang terjadi? Meskipun mereka membelikan 2 betina baru, yang dinamai Lea dan Lily (baru), Raka tetap adem saja. Cintanya tetap untuk Lily (lama). 😩
Luar biasa.

6. Kelinci Baru untuk si Sulung, hal. 97

Kisah dari Muyassarah ini mengandung pelajaran buat para ibu termasuk aku. Terutama dalam hal menunjukkan dukungan moral dan material terhadap kegiatan positif sang buah hati.

Ketika sulungnya menginginkan hewan piaraan, sisi egois penulis membuatnya menolak mentah-mentah keinginan itu. Dalam pikirannya, anak kecil umur 6 tahun tentu belum bisa mengurus hewan tanpa melibatkan dirinya. Padahal ia sudah merasa cukup repot dengan urusan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, tanpa harus ditambah merawat hewan yang hanya menyumbang kotoran saja.

Namun di luar dugaan. Setelah sang suami mengizinkan si sulung memiliki kelinci dengan syarat harus mau ikut mengurusnya, bocah lelaki itu mampu menepati tugasnya. Setiap hari putranya yang pendiam dan pemalu, antusias pergi sendiri ke tukang sayur membawa catatan dari orang tuanya, demi membeli pakan si kelinci. Putranya pun mau ikut membersihkan kandang kelinci. Semuanya karena si sulung tampak benar-benar menikmati interaksinya dengan si kelinci putih.

Hingga di suatu hari yang berhujan angin, si ibu ini enggan membawa masuk kandang kelinci tersebut. Alasannya karena malas membersihkan air kencing yang pasti akan tetap mengenai lantai rumah. Akibatnya keesokan harinya kelinci itu sakit, lalu mati. Dan berdukalah putra sulungnya. Ia yang menyaksikan kesedihan si sulung pun menyesal teramat sangat. 😣😥

7. Me and Dinky, hal. 145

Maitra Tara mengisahkan tentang Dinky, anjing berbulu hitam putih yang ia adopsi dari jalanan. Meskipun Dinky telah dua tahun menjadi temannya berlari-lari pagi dan sore hari, kebiasaan menggonggong anjing itu tetap menjengkelkan baginya. Ya, kebayang, sih. Wong apa aja digonggongi: anjing lain lewat, tukang pos masukin surat, tamu datang, panci dan blender tetangga berbunyi karena sedang dipake. 🙄

Nah, suatu malam si Dinky ini berisik terus, padahal anak-anak pemilik rumah sedang les. Jengkellah ia pada si anjing. Mula-mula ia hanya berseru menyuruh Dinky diam, tidak digubris. Lempar sandal ke hadapan Dinky, cuma diam sebentar terus menggonggong lagi. Puncaknya, ia memukul kepala si Dinky, barulah diam.

Tapi ada yang berubah dari Dinky. Setelah kepalanya dipukul, besoknya ia diaaaam saja. Dipanggil, nggak bereaksi. Disodori makanan dan air, nggak disentuh. Ketika Maitra memanggilkan dokter hewan, diagnosanya sehat, hanya kemungkinan si Dinky trauma karena habis dipukul.

Malam itu juga sebelum tidur, Maitra meminta maaf atas tindakan kasarnya pada Dinky. Ia elus-elus bulunya, sekaligus berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ajaib, esok hari Dinky pulih seperti sedia kala.

Makanya, hewan pun punya perasaan ya, sobat. Mereka bisa marah, sedih, bahka merajuk jika kita bersikap kasar. Duh, aku jadi inget kisahku sendiri yang pernah membentak dan memukul Jepri waktu dia beol sembarangan di dapur. 😔 Jepri langsung kabur nggak pulang 2 hari. Aku cemaaas banget plus nyesel. Pas dia mau pulang aku segera minta maaf. Baru setelah itu tingkah Jepri normal kembali, dalam artian nggak takut sama aku.

Nah, demikian ulasanku kali ini. Selain 7 kisah di atas, tentu saja masih banyak kisah lain di buku ini yang tak kalah menarik. Semoga bermanfaat ya buat sobat semua. 😁 Oiya, berikut data bukunya:

Judul.      : Me and My Pet
Penulis   : Muhammad Getar, dkk
Penerbit : Diva Press
Cetakan. : Pertama, Februari 2018
Isi            : 148 hlm
ISBN        : 978-602-391-509-5
Harga      : Rp 38.000 (P. Jawa)

Happy reading!

#review
#ragam

Jumat, 01 Februari 2019

[Review] Psikosis Post Partum yang Mengerikan


Oleh: Gita FU

Judul.       :  Mama
Penulis    : Wulan Mulya Pratiwi dan  Erby S.
Penerbit  : Elex Media Komputindo
Terbit.      : 2018
Tebal.       : ix+144 hlm.
ISBN         : 978-602-04-5519-8

Well, tempo hari sebuah paket diantar oleh Mas Kurir JNE. Dengan heran saya menerima dan menandatangani resi digital yang disodorkan. Paket buku dari siapa, ya? Pikir saya.

Pertanyaan saya langsung terjawab begitu membaca nama pengirim. Oalaaah, ini dari Jeng Arwen di Bekasi, sebagai reward kerajinan dari AHAD BLOK-ING. Alhamdulillah, thanks ya, Jeng!

Menilik kaver dan blurb-nya, ini seperti novel horor. Anak saya si Farhan langsung mendelik, meminta saya menyingkirkan buku ini. Hohoho, maklum, dia parno sama cerita horor. Sementara Hanna bertanya penasaran, itu, sih, gambarnya orang lagi ngapain? Bhahahahaha. Hadeeeh!

Sebelum saya ulas isi novel, kalian tahu film Pihu yang sedang booming itu? Kalau belum tahu bacalah ulasan dari teman saya Sabrina di blog-nya. Lha, memang ada hubungannya? Ada dikit. Sama-sama mempunyai benang merah: wanita depresi. Cuman di novel ini disebutkan spesifik namanya, yakni Psikosis Post Partum. Wah, apakah itu?

Jadi Psikosis Post Partum itu adalah bentuk kelainan psikiatri yang terparah dalam tingkatan Post Partum blues. Biasanya terjadi dalam tiga bulan pertama setelah ibu melahirkan. Ibu dengan Psikosis yang parah bahkan bisa melukai diri sendiri, membunuh anak-anaknya, dan mengancam nyawa orang lain (hal. 136). Wew, kok, serem, ya? Memang seram. Dan keseraman itulah yang menimpa Mala.

 Dalam novel ini dikisahkan Mala dan Galih pasutri muda yang tengah bahagia. Galih sukses secara finansial, ditandai berhasil membeli rumah mewah sebagai kado istri. Selanjutnya Mala hamil, menambah kebahagiaan mereka. Saat sedang semangat mempersiapkan kedatangan bayi, ujian mulai menerpa. Rupanya kehamilan Maka bermasalah. Dia menderita tekanan darah tinggi yang beresiko terjadinya eklampsia. Disusul kehadiran ibunya Galih, alias ibu mertua Mala. Bu Retno ini wanita berpikiran sempit. Selalu menekan Mala untuk berperilaku sesuai standar dirinya. Setiap ada kesempatan dia menjelek-jelekkan Mala. Celakanya Galih tak bisa menengahi konflik. Akibatnya Mala jadi korban perasaan. Sampai di sini terasa mirip sinetron, ya? *Putar bola mata*.

Kemudian Mala melahirkan lewat operasi Caesar. Ya ampun, itu ibu mertua bukannya mendoakan malah menyalahkan Mala yang dianggapnya manja. *Pengen ngemilin*. Setelah pulang ke rumah bersama bayi mereka, tentu saja Mala butuh dukungan fisik dan psikis. Apalagi namanya pasca operasi itu pasti sakit dan harus jaga kondisi badan. Eh, tapi si Galih malah langsung tancap gas kerja lagi. Dia meninggalkan istrinya hanya bersama ibunya. Dikiranya sang ibu pasti bisa merawat Mala karena sudah berpengalaman. Mana dia tahu bahwa ternyata istrinya langsung disuruh kerjain urusan rumah dan urus bayi. Sama sekali nggak peduli sama kondisi pasca Caesar. *Menghela napas panjang*.

Suatu hari bayinya sakit demam. Mala yang sudah kelelahan ya fisik dan psikis, tak bisa berpikir jernih lagi. Mana ibu mertuanya cuma menyalahkan saja kerjanya. Terjadilah tragedi itu. Tanpa Mala sadari, dalam upaya menenangkan bayi yang rewel, dia menutup jalan napas putri kecilnya sendiri. Akibatnya bayi mungil itu pun meninggal dunia.

Seakan baru permulaan mimpi buruk, dalam kondisi down Mala masih saja menanggung tuduhan ibu mertua. Ke mana Galih? Dia sedih luar biasa tapi memilih melarikan diri ke pekerjaan, dan meninggalkan Mala sendirian. Nah, mulailah depresi Mala berlanjut menjadi delusi serta halusinasi. Akhirnya dia melakukan serangkaian kegiatan kriminal mengerikan, tanpa menyadari akibatnya kelak.

Penulis novel ini memang ingin menunjukkan pada kita, betapa kondisi pasca melahirkan itu berat untuk ditanggung sendiri oleh si ibu. Diperlukan adanya dukungan moril dari keluarga terdekat, utamanya kasih sayang suami. Tujuannya tentu saja agar kondisi mental si ibu kembali pulih. Hormon yang sempat labil kembali stabil. Bayi pun sehat, dan gembira.

Mengingat latar pendidikan Wulan Mulya Pratiwi berasal dari kebidanan, tak heran ada artikel tambahan di bagian penutup. Kita jadi tahu apa saja masalah mental yang kerap dialami ibu pasca melahirkan. Apa saja tanda-tandanya, bagaimana menanganinya, disertai sumber rujukan.

Tapiii tetap saja ada kekurangannya, ya. Karena tak ada kesempurnaan di dunia fana ini, bukan? Nah, apalagi kekurangan ini cukup menyolok. Apakah itu? Yaitu:
1. Kalimat-kalimatnya cenderung terlalu berbunga-bunga; tidak tedas dan tegas ke inti masalah.
2. Novel ini maaf saja, seperti tidak melalui korektor naskah. Seolah-olah langsung terbit saja. Karena saya menjumpai banyaknya kesalahan EYD, huruf kapital, tanda baca. Ya ampun, my eyes!

Jadi secara keseluruhan saya beri skor 2/5. Sisanya kembali ke selera pembaca. Demikian review saya kali ini. Semoga bermanfaat. Salam bahagia. (*)

Cilacap, 010219

Jumat, 25 Januari 2019

[Review] Menyelami Mimpi Sang Pelaut Tua


Oleh: Gita FU

Judul Buku     : Kapal Selam Mimpi dan 16 Kisah Aneh Lainnya
Penulis.           : Fazamatahari
Penerbit.         : Gramedia
Cetakan.          : Pertama, November 2015
Tebal.               : ix+139 hlm
ISBN                 : 978-602-03-1898-1


Setelah pensiun sebagai teknisi mesin di kapal asing yang berlayar keliling dunia, Pak Pelaut Tua menghabiskan hari-harinya dalam kedamaian bersama keluarga putranya di sebuah pulau kecil.

"Selepas subuh, ia akan berjalan menyusuri pantai sambil melihat matahari merayap naik. Ia lalu pulang dan menyaksikan kesibukan cucunya berangkat sekolah. Ia akan mandi dan sarapan, lalu duduk diam atau menonton televisi. Semakin hari, rasanya waktu tidur siangnya semakin panjang. Sore hari ia akan membersihkan halaman rumah dan menyirami tanah yang kering. Lalu malam akan datang dan begitulah hari itu berakhir." (Hal. 4).

Hingga di suatu pagi, Pak Pelaut Tua menemukannya: sebuah kapal selam tua terdampar di balik tanjung karang. Mula-mula ia menyembunyikan keberadaan benda itu dari masyarakat. Kemudian ia memasuki bagian dalamnya, mencari tahu benda apa yang masih tersimpan di sana. Tak dinyana, Pak Pelaut Tua menemukan pintu lain ke dunia paralel! Di dunia satunya, ia disambut aneka keajaiban luar biasa. Gairah hidupnya pun kembali. Sejak itu rutinitasnya berubah; dari pagi hingga matahari terbenam ia berkelana di dunia paralel.

Lewat cerpen "Kapal Selam Mimpi" ini penulis mengajak kita mengikuti mimpi-mimpi terpendam Pak Pelaut Tua. Ya, rupanya dunia paralel tersebut adalah  mimpi si pelaut tersebut untuk kembali bertualang ke tempat-tempat baru; menemukan keajaiban yang menggairahkan laksana semangat masa muda (hal. 12).

Ilustrasi Pak Pelaut Tua dan dunia paralelnya.


Cerpen ini menyelipkan pesan moral, bahwasannya manusia itu tak pernah puas, selalu saja ingin menuntaskan hasrat selama masih memiliki hayat. Terkadang mimpi-mimpi diperlukan untuk menjaga semangat hidup. Namun kita pun tetap harus tahu batas untuk berhenti.

Masih membahas tentang impian, cerpen "Professional Daydreamer" di halaman 59 mengisahkan Cynthia seorang ilustrator lepas. Semenjak kecil ia sudah suka menggambar. Saat kuliah ia magang dan bekerja lepas di beberapa biro ilustrasi sehingga ia sekarang memiliki beberapa klien tetap.

Cynthia menamakan pekerjaannya sebagai professional daydreamer. Karena hampir seluruh proses menggambarnya dilakukan sambil melamun, dan ia dibayar untuk itu. Ini benar-benar pekerjaan impian Cynthia yang menjadi kenyataan. Namun kini ia malah memutuskan berhenti menjadi ilustrator lepas, dan mencari pekerjaan kantoran penuh waktu.

Hal. 61

Di atas bus yang akan membawanya ke Jakarta untuk bereuni dengan teman-teman masa kuliahnya, Cynthia berkontemplasi. Sudah saatnya ia memberi kesempatan bagi dirinya pindah ke dunia yang lebih realistis. Karena ia butuh mempelajari hal-hal baru, dan bertemu orang yang berbeda setiap hari (hal. 62).

Di luar dua judul di atas, masih ada 15 judul lain, yang pendek maupun panjang, dan semua menarik. Sebut saja "Buku-buku yang Tidak Dapat Dibaca", "Pemilihan Umum", "Mimpi Hutan Pinus", "Meja Batu Milikku, di Tengah Dunia Milikku", "Seluas Apakah Pelangi", "Sebuah Rumah yang  Terletak di Tengah Kebohongan","Kutukan Persia", "Rusa Pohon Niwa", "Pewaris Naga Laut", "Dongeng Si Anak Sirkus", "Rusa dan Beruang", "Nenek Sihir dan Ilmuwan Kimia", "Di Negeri Permen dan Cokelat", "Mimpi Bawah Laut Sang Wanita Karier", dan "Bear Dream in Windowpane".

Beberapa di antaranya dilengkapi ilustrasi buatan sang penulis sendiri. Ia meramu cerita-cerita dengan kesegaran yang tak biasa. Ada citarasa dongeng pada tulisannya. Saya pribadi tidak bosan membacanya sampai akhir.
Dan selalu ada makna yang saya temukan di balik kumpulan imajinasi tersebut. (*)

Cilacap, 250119







Jumat, 18 Januari 2019

[Review] Buku Cerita Anak Bilingual yang Apik


Oleh: Gita FU

Ada banyak cara mengenalkan buku bacaan pada anak-anak. Misal: belikan buku cerita, ajak ke pameran buku, atau bawa ke perpustakaan setempat.
Saya pribadi melakukan ketiga cara di atas, dan Alhamdulillah hasilnya positif; dua anak saya gemar membaca.
Mereka pun selalu antusias diajak ke perpustakaan daerah. Bahkan baru-baru ini Hanna menuntut dibikinkan kartu anggota Perpusda Cilacap seperti si kakak. Info yang saya terima dari Mbak Sofi--salah satu pustakawati di sana--kini anak usia TK bisa memiliki kartunya sendiri. Pendaftarannya cukup pakai fotokopi KK. Oke, Nak, segera kita bikin, ya!

Minggu lalu saya meminjam beberapa buku cerita untuk Hanna. Dua di antaranya akan saya bahas di kesempatan ini. Kebetulan dua buku ini sama-sama terbitan Erlangga for Kids, lini buku anak dari penerbit Erlangga. Judulnya: Boneka Salju Ajaib dan Aku Tidak Mau Keluar. Saya ulas satu persatu, ya!

1. Boneka Salju Ajaib

Judul asli     : The Magical Snowman
Penulis.        : Catherine Walters
Ilustrasi        : Alison Edgson
Copyright.    : Little Tiger Press, 2009
Penerjemah : Edith Natasha
Terbit            : 2011
Isi                   : iv+27 hlm
ISBN              : 978-979-099-532-1

Buku ini bertema kasih sayang, harapan, keajaiban, dan persahabatan. Kelinci Kecil asyik membuat boneka salju, di suatu hari yang cerah di musim dingin. Ia lalu disuruh ayahnya mencari buah beri hutan, dengan pesan tak boleh berkeliaran terlalu jauh (hal. 6).

Saat asyik mencari buah beri, Kelinci Kecil malah tersesat di hutan. Apalagi kemudian  salju turun, ia semakin kebingungan mencari jalan pulang (hal. 10). Kelinci Kecil menjadi panik.



Tiba-tiba terjadi keajaiban! Boneka Salju yang tadi ia buat, hidup dan datang padanya. Si Boneka Salju lalu menolong Kelinci Kecil keluar dari hutan. Lewat petualangan ajaib mereka menerobos hujan salju (hal. 14-15). Hingga mereka berhasil sampai ke bawah bukit, dekat rumahnya Kelinci Kecil.

Buku ini dihiasi ilustrasi yang indah, bagai lukisan negeri dongeng. Opsi bahasa Inggris  yang menyertai teks bahasa Indonesia diletakkan atas-bawah. Sehingga buku ini sesuai dibaca para orang tua dan anak-anak mereka, demi menciptakan kebersamaan yang berkualitas.


2. Aku Tidak Mau Keluar!

Judul asli     : I'm Not Going Out There!
Penulis.        : Paul Bright & Ben Cort
Copyright.    : Little Tiger Press, 2007
Penerjemah : Hertriani Agustine, S.Si
Terbit            : 2008
Isi                   : v+24 hlm
ISBN              : 978-979-033-329-1

Buku yang ini bertemakan imajinasi, hubungan kakak-adik, dan humor. "Aku sedang bersembunyi di bawah tempat tidur. Walau kepalaku sulit untuk keluar, lututku lemas dan sakit, tetapi aku tidak peduli. Dapatkah kamu tebak, apakah ku tahu, mengapa aku berbisik pelan?" (Hal. 2).

Di luar kamar ada naga sedang menyemburkan napas api. Ia tampak kejam, dan sangat menakutkan. Tetapi bukan ia yang membuatku amat ketakutan.

Ada pula hantu tanpa kepala yang tengah membuat roti isi selai cokelat di dapur. Tapi aku tak terlalu mengkhawatirkannya.

Di kamar mandi tiga orang penyihir jelek sedang mencuci baju. Meskipun mereka bau dan buruk rupa, aku tidak begitu takut menghadapinya.

Di kamar atas beberapa Monster tengah asyik menari balet. Penampilan mereka mengesankan. Tentu saja mereka tidak seberapa menakutkan buatku.

Lalu apa yang lebih menakutkan daripada itu semua? Siapa yang paling menyeramkan hingga naga pun lari terbirit-birit darinya? Temukan jawabannya di halaman akhir.


 Cerita di buku ini sungguh kocak dan menghibur. Saran saya jika Anda ingin membacakan ke Ananda: ubah-ubahlah intonasi suara, pasti Ananda makin gembira. Selain itu ilustrasinya pun menarik hati. Buku ini mengandung pesan moral untuk saling menghargai antar saudara kandung.

Demikian ulasan dari saya. Semoga bermanfaat! (*)

Cilacap, 180119