Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label ekonomi Cilacap. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ekonomi Cilacap. Tampilkan semua postingan

Kamis, 05 September 2024

Belajar Live Selling Bersama Teman UMKM Cilacap Naik Kelas Bagian 3


Peserta Teman UMKM Naik Kelas Cilacap Part 3
Peserta Teman UMKM Naik Kelas Cilacap Bagian 3 (dokpri/Gita FU) 


Oleh: Gita FU


CILACAP, kopidarigita.com-- Teman UMKM Cilacap sebagai bagian dari Smartfren Community, menggelar pelatihan UMKM bertajuk 'Live Selling',  di Aula Universitas Al Irsyad Cilacap (UNAIC), Jl. Cerme, pada Kamis (5/9/2024) pagi. 


Acara ini sekaligus merupakan penutup dari rangkaian Program Pelatihan dan Pendampingan Teman UMKM Cilacap Naik Kelas. Sebagaimana pernah diberitakan sebelumnya, program tersebut berlangsung sejak bulan Juli hingga September 2024.


Hadir pada acara kali ini Kadi Riyanto Corporate Communication & CSR Smartfren, Sarwa Rektor Universitas Al Irsyad Cilacap, Nanang Que CEO Flamingo dan Digital Marketing Consultant, serta Sugeng Paijo Direktur Teman UMKM Cilacap.


Sugeng mengatakan pada akhir pelatihan akan dipilih 5 UMKM terbaik yang mendapat bantuan modal total 10 juta rupiah. Ia pribadi melihat progres dari peserta. Dari yang semula tidak bisa membuat konten, lalu berani mencoba membuat konten. Kemudian belajar optimasi di marketplace. 


"Dan di pelatihan terakhir ini diberi pendampingan untuk melakukan live selling di platform. Golnya tentu menambah penjualan dari pelaku UMKM itu sendiri," katanya. 


Harapannya teman-teman yang tergabung di Teman UMKM Cilacap akan menjadi keluarga Smartfren.  Ia pun berpesan agar pelaku UMKM menikmati proses, serta menikmati hasilnya kelak. 


Sementara Rektor UNAIC dalam sambutannya mengapresiasi pelatihan yang diadakan oleh Smartfren Community. Ia mengatakan bahwa menjalankan bisnis memang memerlukan ilmu.


Sarwa menandaskan UNAIC sebagai universitas yang terus berkembang memahami hal tersebut sebagai peluang untuk mendidik calon pengusaha di Cilacap. Sehingga kini UNAIC memiliki Prodi Bisnis dan Kewirausahaan.


Senada, Kadi Riyanto turut mengapresiasi antusiasme para peserta Teman UMKM Naik Kelas, dalam mempraktikkan ilmu-ilmu yang telah diberikan. 


Ia menyampaikan kunci sukses UMKM ibarat ilmu pohon yakni terdiri dari profit, customer, produk,  sistem, SDM, dan budaya.


Smartfren sendiri, menurut Kadi, merupakan bagian dari PT. Sinar Mas, yang menaruh kepedulian kepada pelaku UMKM di Indonesia. Termasuk dengan penyelenggaraan event UMKM Award tingkat nasional belum lama ini,di mana Jajanan Mamake dari Cilacap menjadi juara pertama. 


Praktik Live Selling

 

Pada kegiatan kali ini puluhan peserta didampingi oleh Nanang Que, dalam melakukan penjualan langsung, atau live selling di platform Tik Tok. 


Sebagian besar peserta terlihat masih gugup, sebab ini adalah pengalaman pertama mereka. Nanang Que terus menyemangati sekaligus membagikan tips-tips yang bermanfaat. 


"Kendalanya yang paling banyak adalah gaptek. Karena kebanyakan emak-emak terkendala kesibukan, atau telat informasi sehingga tertinggal dengan teman-teman lain," ungkapnya. 


Nanang juga menegaskan syarat utama bagi pelaku live selling adalah kemampuan bicara di depan umum (public speaking). Meskipun demikian ia menyatakan salut melihat semangat para pelaku UMKM, yang mau terus belajar dan menerapkan ilmu-ilmu baru.


Secara terpisah Dani Akhyar selaku Head of Corporate Communications & CSR Smartfren Telecom mengatakan, "Kegiatan workshop Teman UMKM berseri di Cilacap ini adalah wujud pelaksanaan misi Smartfren dalam Panca Garda, terutama Garda Pertumbuhan, yang merupakan sumbangsih nyata program CSR Smartfren 100% untuk Indonesia."


#umkmCilacap






Senin, 12 Agustus 2024

Cheese Stick Mita, Berawal dari Penasaran

Bu Meti dan Cheese Sticks Mita
Bu Meti dan Cheese Sticks Mita (dokpri/Gita FU) 


Oleh: Gita FU

CILACAP, kopidarigita.com—Sobat kopidarigita, jangan sekali-kali abaikan rasa penasaran  kalian, ya. Karena bisa jadi itu adalah pertanda akan suatu peluang besar yang bakal mengubah hidupmu. 

Contoh nyata adalah apa yang terjadi pada Ibu Meti Paramita. Suatu hari di medio tahun 2006, ia bertandang ke rumah temannya. Di sana ia disuguhi camilan cheese stick yang gurih, dan lezat. Bu Meti segera disergap oleh rasa penasaran, ‘bagaimana caranya bisa membuat camilan seenak ini?’ Selain itu, terbetik pula keinginan untuk menjajal berjualan cheese stick.

Maka sepulang dari sana, ia nekat membeli alat penggiling cheese stick. Kemudian Bu Meti mencari-cari resep di aplikasi youtube. Sekian puluh kali proses ‘trial’ dan ‘error’ yang melelahkan, akhirnya Bu Mita berhasil menemukan resepnya sendiri yang paling pas.

Setelah itu ia mulai membuat dan memasarkan produknya, melalui aplikasi WA. Sehingga konsumen awal Bu Meti berasal dari lingkaran pertemanannya sendiri. Perlahan namun pasti usaha yang ia beri nama “Cheese Stick Mita” semakin eksis. 

“Dulu saya masih pakai kemasan plastik biasa, sekarang sudah pakai yang kedap udara. Saya juga sudah nambah alat untuk bikin cheese stick,” tuturnya kepada saya, di acara Teman UMKM Naik Kelas part 2, Selasa (6/8/2024) lalu.

Baca juga: Belajar Optimasi Marketplace bersama Teman UMKM Cilacap

Pelatihan UMKM Menambah Jaringan

Meskipun usianya tak lagi muda, Bu Meti tetap bersemangat mengikuti pelatihan bagi UMKM. Sejak bulan Juli hingga September mendatang, ia dan puluhan pelaku UMKM lain mengikuti Pelatihan dan Pendampingan bertajuk Teman UMKM Naik Kelas, yang diinisiasi oleh  Teman UMKM Cilacap dari Smartfren Community.

Ia mengaku mendapat banyak wawasan dari materi digital marketing yang diberikan. Selain itu Bu Meti merasakan manfaat lain, yaitu bertambahnya jaringan  pertemanan dengan pengusaha lain. Ia pun berharap usai mengikuti pelatihan tersebut usaha kulinernya tambah maju dan sukses.

Kini usaha Cheese Stick Mita semakin dikenal luas oleh konsumen, berkat rasa yang enak, gurih, dan empuk. Selain itu jika disimpan dalam wadah kedap udara, cheese stick Bu Meti bisa bertahan hingga 3 bulan. 

Untuk skala  produksi Bu Meti menyebut kapasitas minimal 2 kg hingga 20 kg cheese stick, dapat ia layani. “Kalau lebaran sampai 20 kg, Mbak. Karena biasanya dipesan untuk oleh-oleh juga,” ungkapnya.

Ia biasanya mengemas panganan ini ke dalam pouch ukuran 100 dan 250 gram. Namun baru-baru ini Bu Meti memutuskan menambah varian kemasan 50 gram dengan harga yang lebih ekonomis. Hanya saja Bu Meti mengaku belum berani menerima pesanan untuk wilayah luar kota Cilacap. Sebab ia  khawatir cheese stick-nya rusak di perjalanan. 

Nah, bagi sobat  yang tertarik ingin memesan Cheese Stick Mita, silakan hubungi nomor Bu Meti di 08964791523.

#UMKMCilacap

 

Selasa, 06 Agustus 2024

Belajar Optimasi Marketplace bersama Teman UMKM Cilacap

Peserta Teman UMKM Naik Kelas Cilacap
Peserta Teman UMKM Cilacap Naik Kelas (dokpri/Gita FU) 

Oleh: Gita FU

CILACAP, kopidarigita.com--Puluhan pelaku UMKM antusias mengikuti pelatihan dan pendampingan bersama Teman UMKM Cilacap,  di Aula Kanca BRI Cilacap, Jl. A. Yani Cilacap,  Selasa (6/8/2024) siang. 

Pelatihan bertajuk 'Optimasi Marketplace' ini merupakan bagian kedua dari program  Teman UMKM Cilacap Naik Kelas, yang diinisiasi oleh Teman UMKM Cilacap dan Smartfren Community.

Dani Akhyar selaku Head of Corporate Communications & CSR Smartfren Telecom mengatakan dalam komentar tertulisnya, 

 "Kegiatan workshop Teman UMKM ini adalah wujud pelaksanaan misi Smartfren dalam Panca Garda, terutama Garda Pertumbuhan, yang merupakan sumbangsih nyata program CSR Smartfren 100% untuk Indonesia."

Hadir sebagai narasumber antara lain Sugeng Paijo, Direktur Teman UMKM Cilacap;  Nanang Que, CEO Flamingo dan Digital Marketing Consultant; Wahyu Widayat, Manajer Dana dan Transaksi  BRI Cabang Cilacap; dan Helmi Fahrizal, RM Dana dan Transaksi BRI Cabang Cilacap. 

Dalam kata pengantarnya, Sugeng Paijo mengatakan bahwa pelaku UMKM perlu menyesuaikan diri dengan kondisi yang terkini, yakni era digitalisasi marketing. 

Sehingga untuk itulah Smartfren Community, melalui Teman UMKM Cilacap, hadir guna mendampingi dan membekali para pelaku UMKM di Cilacap dengan ilmu yang dibutuhkan. 

"Pelaku UMKM Cilacap luar biasa. Hal ini bisa dibuktikan dengan sejumlah teman yang berhasil lolos event UMKM, bahkan hingga tingkat nasional," bebernya di depan hadirin. 

Sugeng  mencontohkan bagaimana dirinya sendiri dan sang istri yang memulai usaha dari titik nol.  Hanya bermodalkan pengetahuan akan pangsa pasar  stik sukun, serta pengetahuan tentang media sosial. 

Dengan pengetahuan tersebut Sugeng menuturkan, ia tak gentar memproduksi stik sukun meskipun tidak memiliki toko. Sebab ia tahu bisa memasarkan produk melalui internet. 

Hasilnya, kini usaha Jajanan Mamake milik Sugeng dan istrinya, berhasil dikenal luas.  Bahkan belum lama ini memenangkan event skala nasional. 

Baca juga: Teman UMKM Naik Kelas bersama Teman UMKM Cilacap 

Mengenal SEO Marketplace

Nanang Que, Sugeng Paijo, Lusi
Ki-ka: Nanang Que, Sugeng Paijo, dan Lusi (MC) (dokpri/Gita FU). 

Pada sesi pelatihan, Nanang Que mengatakan bahwa semua pelaku usaha berhak untuk sukses, meskipun dia baru terjun ke dunia usaha. Ia lalu mengenalkan istilah SEO Marketplace. 

SEO Marketplace adalah optimasi yang dilakukan pada toko kita di marketplace, yang nantinya bisa menaikkan trafik sekaligus penjualan. 

Calon pembeli cukup mengetikkan nama produk di kolom pencarian marketplace. Nanti produk akan muncul di deretan pencarian paling atas.

Ia pun menjabarkan sejumlah  tips optimasi menggunakan teknik SEO di marketplace, antara lain menggunakan nama toko yang unik, menambahkan deskripsi produk secara lengkap, melakukan pencarian kata kunci, menambahkan link toko ke akun medsos bisnis, dan aktif berpromosi.

Respon Peserta 

Nanang di tengah peserta
Sebagian kehebohan peserta (dokpri/ Gita FU). 

Para peserta terlihat amat antusias sejak awal hingga akhir kegiatan. Mereka aktif bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi selama mempraktikkan tugas dari Teman UMKM Cilacap. 

Selain sesi tanya jawab yang hidup, acara juga dimeriahkan oleh aneka doorprize dari para sponsor. Tak ketinggalan materi tambahan dari BRI Cabang Cilacap, yang dapat menunjang bisnis UMKM.

Pelatihan dan pendampingan oleh Teman UMKM Cilacap dan Smartfren Community ini akan dilanjutkan pada bulan depan, sekaligus menutup rangkaian program Teman UMKM Cilacap Naik Kelas. (*)


#SmartfrenCommunity
#TemanUMKMCilacap

Kamis, 01 Agustus 2024

Pelaku UMKM Naik Kelas Bersama Teman UMKM Cilacap

Ketua Dekranasda Cilacap Fitri Awaluddin Muuri
Ketua Dekranasda Kab. Cilacap Fitri Awaluddin Muuri saat membuka Teman UMKM Naik Kelas (dok. Teman UMKM Cilacap/Khania)

Oleh: Gita FU

CILACAP, kopidarigita.com--Sobat kopidarigita, apa kalian pernah mendengar tentang Teman UMKM Cilacap? Sini kukasih tahu. 

Teman UMKM Cilacap itu merupakan bagian dari Smartfren Community, yang konsen mendukung  pemberdayaan UMKM, melalui salah satu Program Panca Garda yaitu Garda Pertumbuhan.

Nah,  beberapa waktu lalu tepatnya Senin, 15 Juli 2024, sebanyak 70 orang pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di wilayah Cilacap yang telah dikurasi, menerima pelatihan dan pendampingan dari Teman UMKM Cilacap. Lokasinya  di Aula PLUT, Jl. Dr. Soetomo, Sidakaya, Cilacap. 

Nama program pelatihan dan pendampingannya ialah Teman UMKM Naik Kelas. Di situ para pelaku UMKM  diajari bagaimana membuat konten keren untuk UMKM. Keren, kan? Tujuannya jelas, memanfaatkan teknologi internet demi taraf hidup yang lebih baik. 

Teman UMKM Naik Kelas ini terdiri dari 3 (tiga)  sesi pelatihan, yang dilaksanakan sebulan sekali. Dengan kata lain, berlangsung dalam tiga bulan, Juli hingga September. 

 Nah, sobat tahu, nggak?  Kelak di akhir pelatihan akan dipilih 5 (lima) UMKM terbaik, yang akan mendapat bantuan modal usaha total 10 juta rupiah! Lalu untuk  1 (satu)  orang yang  paling rajin mengunggah konten, bakalan mendapat hadiah 1 (satu) unit smartphone dari Smartfren. Wow, kan? 

Oh, iya, sobat. Sesi pertama tempo hari dibuka oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Cilacap, Fitri  Awaluddin Muuri. Selain itu hadir pula Kepala Dinas Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Cilacap  Umar Said, didampingi Kabid UMKM, Corporate Communications & CSR Smartfren Linda Octaviana, dan Direktur Teman UMKM Cilacap Sugeng Paijo. 

Fyi, nih, sobat. Sugeng Paijo sendiri adalah pelaku UMKM Cilacap, yang telah berhasil membawa usaha miliknya (Jajanan Mamake) naik kelas ke level nasional, lho! 

Melalui acara pelatihan dan pendampingan bagi  UMKM Cilacap tersebut, Sugeng Paijo berharap dapat membawa dampak signifikan. 

"Harapannya Teman UMKM Naik Kelas ini bisa berdampak pada volume penjualan produk UMKM Cilacap, sehingga semakin banyak UMKM Cilacap yang naik kelas," tandasnya. 

Mari kita aminkan, sobat. 

 Baca juga: Belajar Optimasi Marketplace bersama Teman UMKM Cilacap 

#TemanUMKMCilacap #SmartfrenCommunity #UMKMCilacap


Senin, 27 Mei 2024

3 Kuliner Khas Cilacap yang Jarang Diketahui Netizen

udang
Ilustrasi Masakan Udang (Pixabay)

 

Oleh: Gita FU

Cilacap, kopidarigita.com-- Suatu  makanan bisa  disebut sebagai kuliner khas suatu daerah  jika mengandung keunikan yang menjadi ciri daerah tersebut. Demikian pula kuliner khas Cilacap, pasti memiliki unsur kekayaan sumber daya alam maupun budaya masyarakatnya.

Nah, kali ini saya ingin mengajak kalian yang mungkin akan berkunjung ke Cilacap dalam waktu dekat, untuk mengenal 3 kuliner khasnya. Eits, jangan salah. Tiga kuliner ini jarang diketahui oleh netizen, lho! Apa sajakah itu? Ini dia daftarnya:

Baca juga: Mengulik Keunikan Cilacap

1. Kaok-kaok

 

kaok-kaok
Semangkok Kaok-kaok. (Dokpri/GFU)

Sekilas namanya pasti mengingatkan kalian pada onomatope suara ayam, padahal tidak ada hubungannya sama sekali. Makanan ini berbahan dasar ‘kodol’  alias jeroan ikan laut  yang berukuran besar. Bisa jadi penamaan 'Kaok-kaok' itu semacam plesetan ala wong Cilacap, ya?

Cara memasaknya cukup simple. Kaok-kaok  tersebut dipotong-potong, dibelah, dicuci, lalu direbus sampai lunak, angkat, tiriskan. Kemudian haluskan  bawang merah, bawang putih, kemiri, merica, jahe, kunir, serai, dan cabe merah jika kalian suka pedas. Setelah itu tumis bumbu halus dengan minyak sedang, beri garam, gula, dan penyedap rasa seperlunya. Selanjutnya masukkan kaok-kaok, tambahkan air, masak hingga bumbu meresap.

Cita rasa kaok-kaok ini mirip daging babat, Sobat. Cocok  sekali menjadi kawan nasi hangat. Sayangnya, kaok-kaok hanya dijual di warung rames kaki lima. Misalnya di lapak rames depan Lapangan Karang Suci, Donan, Cilacap Tengah, yang buka mulai jam 5 sore hingga malam. Mungkin penyebabnya adalah keterbatasan bahan baku utamanya.


 2. Pelas

pelas tahu
Pelas Tahu. (Dokpri/GFU)

Makanan ini sekilas seperti botok. Bahan dasarnya adalah parutan kelapa ‘kemelas’, atau kelapa yang tanggung (muda tidak, tua juga belum). Parutan kelapa itu dicampur bumbu urap, dan bahan lainnya sesuai selera. Ada yang mencampurkannya dengan ikan teri, biji kemlandingan (lamtoro Jawa),  udang, tahu.

Kemudian Pelas  dibungkus daun pisang, lalu dikukus atau dipanggang. Setelah matang Pelas disajikan sebagai lauk berteman nasi hangat. Rasanya gurih, dan manis. Makanan ini biasanya dijajakan di warung kaki lima, atau diiderkan oleh penjaja makanan matang, bahkan belakangan ada yang menjual secara online. Harganya cukup murah, Sob. sekira 2 ribu saja.

 

3. Stik Sukun

Jajanan Mamake
Produk UMKM Stik Sukun MakPingah (Dokpri/GFU)

Sukun atau buah roti paling enak dipotong kecil-kecil menyerupai batang korek api, lalu digoreng dalam minyak panas. Rasanya yang gurih alami benar-benar bikin mulut ketagihan mengunyah, lho! Dan ternyata panganan stik sukun ini merupakan kuliner khas Cilacap, Sob.

Nah, di Cilacap ada satu UMKM yang fokus memproduksi stik sukun dalam kemasan premium. Namanya Stik Sukun MakPingah dari Jajanan Mamake. Pemiliknya adalah pasutri bernama Jojo Paijo dan Khania. Alamat rumah produksi mereka ada  di kawasan Kebon Sayur, Cilacap Selatan, Cilacap.

Stik Sukun MakPingah ini pernah tampil di acara Juragan Jaman Now season 2, yang tayang di  Metro TV bulan Agustus 2023. Selain itu merk Jajanan Mamake  juga menerima penghargaan sebagai salah satu UMKM Terbaik tingkat Nasional dari ASTRA UMKM BISA, akhir Maret lalu.

Jadi kalau kebetulan kalian sedang jalan-jalan di minimarket dan menemukan produk ini, jangan ragu membelinya, ya.  Kalian tidak bakal menyesal oleh rasa dan pengemasannya.

 

Itu dia 3 kuliner khas Cilacap yang jarang diketahui netizen, Sob. Semoga informasinya bermanfaat buat nambah referensi kalian, ya. Selamat jalan-jalan ke Cilacap.

Rabu, 10 Januari 2024

Salsa Shoes, Dari Sampah Jadi Alas Kaki Unik

 

Produk Sandal Berbahan Sampah dari Salsa Shoes. Foto: GFU


Oleh: Gita FU

Sobat kopidarigita, apa kabar? Senang sekali saya bisa kembali menyapa kalian di tahun baru ini. Adakah yang di awal tahun ini tengah memulai bisnis baru? Kalau ya, saya doakan lancar dan bisa cuan, ya?

Untuk kalian yang masih bingung dan butuh pencerahan, saya sarankan kalian baca-baca artikel bisnis di cilacapkerja.com. Website yang dikelola oleh Tegar Dwi  Wardhani tersebut, memuat aneka tips and trick seputar dunia usaha yang aplikatif.

Omong-omong soal ide bisnis, Sobat pasti tahu jika sampah an-organik bisa diolah menjadi sumber penghasilan. Misalnya,  diolah menjadi kerajinan tangan seperti tas, aksesoris, gantungan kunci, dan lain-lain. Namun saya yakin belum banyak pelaku usaha yang memanfaatkan sampah menjadi  alas kaki, terutama di Cilacap.

Ingin tahu lebih banyak? Baca terus artikel ini, ya.


Ketika Kantong Semen Disulap Menjadi Sepatu

Edi Eriza sedang memilah pakaian bekas pakai untuk bahan alas kaki. Foto: GFU 



Nah,  kali ini saya ingin mengajak Sobat beranjangsana ke sebuah rumah merangkap bengkel usaha sederhana milik Edi Eriza. Nama bengkel tersebut ialah Salsa Shoes yang beralamat di Jalan Suasa RT 04/RW 05, Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap.

Di tempat ini Bang Edi (sapaan akrab untuk Edi Eriza) memilih dan memilah tas kantong bekas belanja, pakaian-pakaian tak terpakai, terpal, hingga kantong semen Gresik, sebagai bahan sepatu atau sandal.

 Pria asal Sumatera Barat ini adalah wartawan senior serba bisa, Sobat. Melalui tangan terampil dan ide segar di benaknya, bahan sampah tadi diguntingi sesuai pola kayu cetakan, dijahit, dilem, hingga tercipta model baru yang menawan.


Cetakan sandal
Cetakan sandal dari kayu. Foto: GFU


Rata-rata model yang dia ciptakan berkategori limited edition. Misalkan sepatu setengah boot bermotif batik Korpri, atau sepasang sandal selop berwarna pink brokat. 

Bagi  Bang Edi dunia persepatuan  bukanlah hal baru. Sebab di masa mudanya dia memang pernah menjadi pengusaha sepatu buatan tangan (non pabrik), sebelum menerjuni dunia jurnalistik. Dia pernah lama menetap di Jakarta, kemudian dipindahtugaskan ke Cilacap oleh kantor media berita yang menaunginya, hingga kini.

Keputusannya kembali ke usaha alas kaki dipicu ketidaksengajaan. Akhir bulan Agustus 2023 PT SBI Kabupaten Cilacap hendak menggelar kembali Festival Sampah. Melalui sejumlahpembicaraan dengan pihak manajemen, Bang Edi lalu membuat puluhan pasang sandal selop “teplek” berbahan sampah untuk perusahaan tersebut.

Sandal  brokat Salsa Shoes
Sandal Brokat Pink nan cantik dari Salsa Shoes. Foto: GFU

“Dengan peralatan seadanya, dan dikerjakan manual, proyek perdana itu berhasil,” kenangnya.

Dia lalu berpikir untuk sekalian saja mengaktifkan usaha alas kaki berbahan dasar sampah, sebagai sumber mata pencaharian alternatif. Menurutnya, sebagai wartawan kehidupan di Cilacap terasa keras. Jika tidak  memiliki kegiatan lain tentu sulit untuknya bertahan hidup. Apalagi Bang Edi memiliki dua anak yang masih memerlukan biaya sekolah.

Oiya, Sobat. Nama Salsa itu ternyata akronim dari Salman dan Sausan,  anak-anak Bang Edi.  


Pejabat di Cilacap Turut Memakai Produk Salsa Shoes 


Saat ini bengkel kerja Salsa Shoes belum memiliki peralatan lengkap dan standar, sesuai kebutuhan usaha pembuatan alas kaki. Bang Edi mengakui hal tersebut sebagai kendala utamanya. Sehingga model sepatu dan sandal yang bisa diproduksi pun terbatas. 

“Saya belum bisa memenuhi permintaan sepatu atau sandal yang pakai hak (high heels) karena belum punya cetakan khususnya,” ungkap Bang Edi.

Oleh karena keterbatasan tersebut Salsa Shoes belum dapat memproduksi massal. Bang Edi baru bisa memenuhi pesanan dalam jumlah terbatas, serta permintaan personal. Namun dia tidak berkecil hati dalam hal pemasaran produk. 


Produk Salsa Shoes
sepatu motif Batik. Foto: GFU


“Saya punya akses kepada pimpinan sejumlah instansi, maka saya datangi mereka dan menawarkan produk Salsa Shoes. Jangan salah, yang saya tawarkan adalah konsep gaya hidup ramah lingkungan, serta pemberdayaan usaha lokal. Alhamdulillah, usaha saya mendapat respon positif,” urainya.


Contoh produk lain dari Salsa Shoes. Foto : GFU 

Bang Edi menyebutkan sejumlah pejabat yang berkenan mendukung produk Salsa Shoes. Di antaranya: Pj Bupati Cilacap Awaluddin Muuri, Camat Cilacap Selatan Basuki Priyo Nugroho, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap Sadmoko Danardono.

 “Para pejabat  menyukai motif-motif sepatu saya yang lain daripada yang lain. Apalagi sepatu saya tidak memalukan tampilannya untuk acara non formal,” jelasnya.


Ingin Menularkan Ilmu


Mesin Jahit di bengkel Salsa Shoes. Foto: GFU

Edi Eriza masih punya mimpi besar lain terkait Salsa Shoes. Dia mengungkapkan keinginannya untuk menularkan ilmu pembuatan sepatu ini, kepada masyarakat Cilacap.

“Saya memegang nasihat orang tua saya ketika hendak merantau dahulu. Manusia bisa memilih menjadi rayap atau tawon di mana pun ia tinggal. Jika memilih jadi rayap maka manusia bakal membangun rumah dari bangunan manusia lain. Akibatnya si rayap malah merusak lingkungan tempat dia tinggal. Berbeda dengan tawon. Dia membangun rumah tanpa merusak sekitarnya. Malahan setelah jadi, dia meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungannya yaitu madu. Nah, saya ingin seperti tawon.”

Menurut Bang Edi, keterampilan dan ilmu membuat sepatu lebih berguna untuk jangka panjang. Karena bisa dijadikan sumber penghasilan masyarakat. Sayangnya, keinginan tersebut belum mendapat gayung bersambut dari instansi terkait di Cilacap.

“Saya bayangkan sebuah workshop yang berkesinambungan, di mana saya menjadi mentornya,” imbuhnya.

Sembari menabung impian, Edi Eriza bertekad tetap bergerak dan berdaya. Salsa Shoes akan tetap dijalankan dengan dukungan keluarganya. Jika Sobat tertarik mengetahui lebih lanjut silakan datang ke alamat tertera di atas, ya. Atau hubungi nomor 081806005255.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian. Terima kasih dan sampai jumpa!

Baca juga:  Bisnis yang Cepat Menghasilkan Uang Minim Modal di 2024

  

  

Senin, 25 Desember 2023

Ketika Merajut Menjadi Panggilan Jiwa

 

Dompet HP rajutan. Foto: pinterest.com


Oleh: Gita FU

Sobat kopidarigita, apakah kalian menyukai seni kerajinan tangan (handycraft)? Saya sendiri suka, terutama karya seni rajutan. Di mata saya benang-benang nan tersimpul menjadi sweater, syal, topi, tas, bahkan sepatu itu unik. Bukan hanya motif, melainkan teksturnya yang spesial. 

Sebagaimana hasil kerajinan tangan lainnya, karya rajutan pun memiliki harga tersendiri. Semakin rumit atau unik hasil jadinya maka akan kian mahal. Meskipun mahal di sini bersifat relatif ya, Sobat.

Mengenal Seni Merajut

Pengertian merajut sendiri menurut yang saya lansir dari laman rinso  serta gramedia adalah:

  1. Teknik mengubah benang rajut menjadi kain, busana, popok, atau benda-benda bernilai pakai lainnya. Tak ada yang mengetahui secara persis tentang perkembangan sejarah merajut. Namun, ada beberapa penemuan yang dianggap berkaitan erat dengan sejarah merajut, yaitu sepasang kaos kaki berbahan katun dengan motif rajutan tangan dari tahun 1000 M di Mesir serta permadani rajut di kawasan Timur Tengah.
  2.  Kegiatan kerajinan dengan mengaitkan benang (wol) dengan jarum khusus (hakpen) yang dibentuk sesuai dengan bentuk yang kita inginkan. Sebagai contoh misalnya syal, sepatu, tas dan lain sebagainya. Selain itu, merajut adalah metode membuat kain, pakaian, aksesoris, atau benda-benda lainnya yang berguna untuk aktivitas sehari-hari dari benang rajut.

Nah,  dahulu kegiatan merajut dianggap identik dengan kaum wanita. Karena orang-orang zaman dulu terutama wanita, hampir sebagian besar bisa merajut. Hal itu biasa mereka lakukan untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat

Namun, pada awal masa perkembangannya banyak kaum pria lebih dominan menjadi perajut. Para pemuda yang ingin jadi perajut harus lulus tes dan melewati proses magang terlebih dahulu agar bisa meraih gelar master. Semua perajut bergelar master wajib memastikan bahwa kualitas bahan dan motif rajutannya benar-benar baik karena kesalahan kecil bisa membuat gelarnya dicopot.

Menarik, ya, Sobat? 

Hakpen dan benang rajut. Foto: nataliacruzoficial.com


Perkembangan Seni Merajut

Sobat tahu nggak? Dahulu pakaian hasil rajutan di Eropa hanya digunakan di kalangan bangsawan istana dan prajurit perang, loh! Misalkan saja jubah rajutan dari benang emas. Atau  seragam tentara Jerman pada Perang Dunia II. 

Di Indonesia seni merajut mulai berkembang pada masa penjajahan Belanda. Di era tersebut, para wanita Indonesia diajarkan cara merajut oleh noni Belanda.

Di masa kini seni merajut  menjadi lahan bisnis yang cukup menjanjikan.  Apalagi  ditambah kreativitas para perajut dapat menghasilkan produk-produk kreatif yang nyeni. 

Banyak orang menjadikan kegiatan merajut sebagai sarana menghilangkan stress, serta sarana  menghasilkan uang. Sebab hasil akhir dari kegiatan merajut bisa dijual, dan ada keuntungan yang lumayan menjanjikan.

Namun, perlu diketahui sebelumnya bahwa kerajinan rajut membutuhkan teknik dan kemampuan tersendiri bagi pengrajinnya. Selain itu membuat kerajinan rajut juga butuh ketekunan, keuletan, dan konsistensi. 

Manfaat Merajut

Sobat perlu tahu, berdasarkan studi ada beberapa manfaat  menguntungkan dari seni merajut ini bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Yaitu:

  1.  Sebagai terapi untuk melatih kesabaran, meningkatkan konsentrasi, dan pengendalian diri.
  2. Sebagai kegiatan yang dapat membantu proses pemulihan penyakit kronis, kanker, trauma otak, serta  penderita Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD).  ADHD adalah  gangguan perilaku dengan gangguan konsentrasi, impulsi (cepat bertindak secara tiba-tiba), dan hiperaktif.

Wah, ternyata bukan kaleng-kaleng ya, seni merajut ini? Jadi hobi, oke. Buat cari cuan pun ayo. Sekarang saya ingin mengenalkan salah satu pelaku seni merajut di Cilacap, yang menjadikan merajut sebagai jalan hidup alias panggilan jiwa. Siapa dia? 


Ida Kumalasari, Pengasuh Galeri Rajut

Ida Kumalasari
Sosok Ida Kumalasari. Foto: tangkap layar Pocil Channel/gfu


Di Jalan Slamet RT 3/RW 3 No 344, Cilacap, berseberangan dengan Hotel Atrium Cilacap, terdapat rumah besar berpagar besi. Rumah tinggal sekaligus berfungsi sebagai Galeri Rajut  tersebut adalah milik Bapak Jumadin. 

Galeri Rajut kini dikelola oleh Ida Kumalasari setelah sempat mati suri. Siapa Ida? Ia boleh dikata adalah orang lama di dunia perajutan. Karena ia telah berkecimpung selama 9 tahun semasa tinggal di Bali. 

Menurut penuturannya seperti yang saya lansir dari Pocil Channel, di Bali Ida memiliki usaha kerajinan rajutan, serta membuka pelatihan. Dan  salah satu murid merajut online Ida adalah almarhumah istri pertama Bapak Jumadin. 


Contoh hasil produksi Galeri Rajut. Foto: tangkap layar Pocil Channel/gfu


"Saya di sini meneruskan usaha almarhumah istri pertama suami saya," tuturnya.

Di dalam galeri terdapat display hasil kerajinan rajut berupa aneka tas, dan sepatu. Selain itu mereka memiliki stok bahan baku dalam jumlah lumayan besar. Para perajutnya sendiri ternyata berasal dari keluarga inti Bapak Jumadin.

Ida mengungkapkan bahwa galerinya melayani pembelian produksi jadi, maupun sesuai  pesanan konsumen. Pemasaran produknya sebagian besar melalui jalur online. Ia pun membuka pelatihan untuk para pemula yang tertarik belajar merajut.  


Para perajut di Galeri Rajut. Foto : tangkap layar Pocil Channel/gfu


"Saya ingin mengembangkan galeri ini sebagai wadah para perajin rajut atau macrame. Harapannya para crafter di Cilacap maju. Kita bangun Cilacap sebagai Art Center," tutupnya.


Bagaimana menurut kalian, Sobat? Semoga artikel ini bermanfaat ya untuk kalian. See ya next story! 


#umkm

#cilacap_umkm



Daftar Rujukan :

1. https://www.rinso.com/id/kotor-itu-baik/teknik-dasar-merajut-untuk-pemula.html

2. https://www.gramedia.com/literasi/kerajinan-rajut/

3. https://youtu.be/U0Dz-YIwS_w?si=abzilkWGbTxfrqOB


Kamis, 23 November 2023

Melongok Kejayaan Cilacap Tempo Doeloe Melalui Film 'Pantjak'

 

Poster Film Pantjak
Poster Film Pantjak di Dakota Cinema Cilacap. Foto: GFU


Oleh: Gita FU


Halo Sobat kopidarigita! Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat, dan bahagia, ya.

Hari Rabu, 22 November 2023 sore, saya dan beberapa teman Forum Literasi Cilacap  menghadiri undangan Nobar Film 'Pantjak', di Dakota Cinema  Cilacap. 'Pantjak' sendiri merupakan akronim Panca Tjakrawedana. Film ini dibesut oleh Cilacap Kreatif, sebuah komunitas yang diketuai oleh Romi Jabrand dan mewadahi komunitas-komunitas anak muda kreatif di Cilacap.

Saya datang pukul 15.30 WIB, disambut oleh panitia yang mengarahkan ke meja registrasi. Usai membubuhkan tanda tangan di lembar kehadiran, saya diberi secarik stick-it note dan sebatang spidol. Kata Mbak Nurul, salah satu panitia, itu untuk  menuliskan harapan saya terhadap kota Cilacap. Saya pun ditunjuki papan tempat menempelkan kertas, di dekat pintu masuk Studio 2.

Sambil menunggu teman saya Bu Yetti As Sofie, saya duduk melipir di salah satu kursi besi di ruang tunggu. Ada poster promo sebesar dinding dari film Perjamuan Iblis. Waktu beranjak menuju pukul 16, semakin banyak tamu undangan Nobar berdatangan. Salah satunya saya kenali, dia Mas Riyadh Ginanjar, Ketua Komunitas Tjilajap History. Kami lalu mengobrol sejenak, hingga Bu Yetti datang.

Tak lama berselang para tamu dipersilakan memasuki Studio 2. Waktunya menonton Film Pantjak...

'Pantjak': Nostalgia Kejayaan Masa Lalu

Foto bareng tim dan penonton
Tim Produksi Film bersama para penonton. Foto: GFU


Film  dokumenter ini disutradarai  oleh Dismas Panglipur. Penulis naskah dan astrada dijabat oleh Olyvia Jasso. Sementara Romi Angger Hidayat a.k.a Romi Jabrand, bertindak sebagai produser. Sejumlah tokoh menjadi lakon yang bercerita dalam film yang dibagi menjadi   5 (lima) bab: Veteran, Unit Berjaya, Keluarga, Tjilatjap Kreatif, dan Panca Tjakrawedana.

Fokus film ada pada sebuah gedung megah di Jalan Pemintalan - Jalan Kendil Wesi, Cilacap, yakni Pabrik Pemintalan Tjilatjap. Pabrik ini beroperasi mulai tahun 1956, sebagai pabrik besar  pertama di Cilacap setelah penyerangan Jepang tahun 1942.

Timeline Pantjak
Timeline dalam film Pantjak. Foto : GFU



NV. Pemintalan Kapas Cilacap tercatat sebagai pihak penggagas pendirian pabrik ini. Selanjutnya Pabrik Pemintalan Tjilatjap berkembang pesat, bahkan menjadi salah satu pabrik textil terbesar di Asia Tenggara. Kesejahteraan para karyawan amat terjamin kala itu. Sampai pada masa orba namanya berubah menjadi PT. Industri Sandang Nusantara II (Unit Patal Cilacap).

Masa-masa keemasan Patal Cilacap tersebut bisa kita ikuti lewat penuturan tiga orang veteran atau mantan karyawan. Diselingi foto-foto, serta video kompleks gedung megah itu. Saya cukup terpukau dibuatnya. Bayangkan, sebuah kompleks pabrik yang dilengkapi perumahan, lapangan olahraga, klinik kesehatan, aula luas, dan  kendaraan antar jemput karyawan. Selain itu interior dan eksterior gedung pun kokoh, apik, khas bangunan peninggalan Belanda. 

Foto Patal Cilacap
Dokumentasi Pabrik Pemintalan Cilacap. Foto: flyer timpro/GFU



Intinya, pabrik ini pada masanya telah membuat Cilacap terkenal hingga ke luar negeri. Wow, banget, kan?


Sayangnya, seperti semua kisah masa lalu, kejayaan itu seolah terlupakan oleh generasi masa kini. Anak muda Cilacap seolah tak punya ingatan bahwa mereka punya hal yang pantas dibanggakan. Bahkan kebanyakan anak muda sekarang sibuk mencari panutan dari luar daerah Cilacap. Kreativitas menjadi tumpul di dalam.

Upaya Menghidupkan Semangat Kreatif


Konon, manusia kreatif itu mampu memikirkan solusi bagi masalah yang menimpanya, aktif berdaya upaya, tidak pasif maupun pasrah begitu saja menerima keadaan. Mereka ini diharapkan bisa menjadi suar bagi sekitar, dengan menciptakan ekosistem kreatif.

Kegiatan Coding for kids di Peken Banyumasan Tjilatjap. Foto: IG cilacap.kreatif



Menurut Romi Jabran dalam bincang-bincang usai pemutaran film, itulah tujuan Pantjak. "Sebagai penghubung ekosistem kreatif di Cilacap," tuturnya.

Pria muda berambut gondrong ini  melihat Gedung Patal sebagai wajah Cilacap di dunia. "Saat itu terkenal hingga Asia Tenggara. Jadi (film) ini sbg pemantiknya."

Sementara Riyadh Ginanjar  dari Tjilatjap History menyebut alasannya memilih Pabrik Pemintalan adalah karena sejarah panjang dari  masa  jaya hingga bangkrut. 

"Masyarakat harus tahu. Waktu itu terbesar di Asia Tenggara. Kita berharap gedung pemintalan menjadi gedung sejarah Cilacap," ucapnya.

Apalagi, menurut Riyadh, dahulu Presiden Sukarno merestui pembangunan Pabrik Pemintalan Tjilatjap dengan semangat tak mau kalah dari Italia sebagai negara maju kala itu.


Kolaborasi Lintas Komunitas 


Dismas Panglipur selaku sutradara punya pendapat berbeda mengenai Pabrik  Pemintalan Tjilatjap. Demi mengetahui sejarahnya yang panjang membuat anak muda ini ingin menuangkan ke dalam bentuk visual.

"Saya berharap ruangan Patal bisa diaktivasi untuk kegiatan publik," ujarnya.

Senada dengan Dismas, Olyvia sang penulis naskah merasa terpukau dengan sejarah Pemintalan. Sehingga dia ingin menceritakan sejarah tersebut dari pelakunya sendiri.

Salah satu pegiat komunitas yang aktif berkolaborasi dalam kegiatan Cilacap Kreatif  yakni Nurul Mae, dari Komunitas Belajar Semesta Alam, mengatakan alasannya bergabung.

"Komunitas saya menyoroti kearifan lokal. Sehingga saya masuk sebagai talent dan mengadakan kegiatan komunitas di Patal," sebutnya.

Kolaborasi komunitas. Dok : IG cilacap.kreatif


Dampak dari kegiatan tersebut  menurut Nurul ada dua yaitu internal dan eksternal. "Secara internal, karena di Peken Banyumasan Tjilatjap adalah kolab lintas komunitas  maka saya merasa lebih rendah hati, belajar menghargai orang lain, dan berempati. Eksternalnya, peserta Dolan Bareng merasa amat antusias mengikuti (Dolan Bareng) di Patal," simpulnya.


Usai bincang-bincang, panitia mengajak penonton yang nyaris memenuhi Studio 2, untuk berfoto dan ber-flash mob bersama. Kabar selanjutnya dari Romi Jabrand, film Pantjak bulan depan akan diputar di Rajawali Cinema Purwokerto, serta diikutkan festival film.

"Dan kegiatan rutin Peken Tjilatjapan mulai bulan depan di  Pabrik Pemintalan Cilacap," pungkas Romi.


Begitulah oleh-oleh dari Nobar Film Pantjak, Sob. Bagaimana pendapat kalian? Kalo menurut saya, ekosistem kreatif perlu kerjasama dan komitmen lintas sektor. Tidak hanya dari pelaku, tapi juga pemangku kepentingan, stakeholders terkait, dan masyarakat luas. Oh iya, kalian bisa mencari tahu lebih lanjut tentang kegiatan-kegiatan tersebut di atas melalui akun IG: @cilacap.kreatif  @pekentjilatjapan @tjilatjaphistory 





Minggu, 13 Agustus 2023

MENGULIK KEUNIKAN CILACAP

 Oleh: Gita Fetty Utami


sumber: portalpurwokerto.pikiran-rakyat.com/

 

Cilacap sebagai sebuah wilayah di Jawa Tengah punya sejarah panjang, terentang semenjak zaman Jawa Kuno. Hal ini bisa diketahui melalui penemuan sebuah prasasti di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, pada tahun 1976. ‘Prasasti yang diberi nama Luitan ini memuat tulisan sepanjang tiga belas baris, di atas lempeng tembaga, beraksara Jawa kuna, dan bertarikh 823 Saka atau 901 Masehi. Kini prasasti ini tersimpan di Museum Ronggowarsito, Semarang.

Setelah diteliti dan diterjemahkan, isi prasasti memuat penyelesaian persoalan pajak tanah di era Kerajaan Mataram Kuno. Disebutkan bahwa penduduk Desa Luitan wilayah Kapung, kala itu mengadukan perihal ketidaksanggupan membayar pajak yang ditetapkan oleh petugas pajak kerajaan. Hal tersebut terjadi karena ada ketidaksesuaian antara alat ukur yang dipakai oleh petugas, dengan pengukur standar di masyarakat. Setelah diukur ulang terungkaplah penyelewengan yang dilakukan oleh petugas korup. Dan masalah tersebut segera diselesaikan oleh pejabat kerajaan secara adil.


Dari prasasti tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa wilayah Cilacap telah berpenduduk dan mengikuti sistem pemerintahan. Meskipun amat disayangkan, selain Prasasti Luitan belum terungkap lagi sejarah lain. Hingga era penjajahan Belanda tiba barulah kita bisa mengikuti kembali latar sejarah Cilacap.

Generasi masa kini mendapati bahwa Kabupaten Cilacap terbentuk di masa pemerintahan Hindia Belanda.  Melalui  besluit Gubernur Jendral tanggal   21 Maret 1856 Nomor 21 ditetapkan Onder Regentschap Cilacap, menjadi Regentschap (Kabupaten) Cilacap.  Demikianlah tata kelola pemerintah daerah terbentuk, melewati masa kolonial, era perjuangan, hingga Indonesia merdeka.


Cilacap Unik

Berbagai peristiwa serta perjalanan usia yang telah dilalui menjadikan Cilacap sebagai wilayah dengan keunikan tersendiri. Pertama, Kabupaten Cilacap adalah kabupaten terluas di Provinsi Jawa Tengah. Luasnya  225.360, 840 Ha/2.252 Km2. Terdapat 24 kecamatan, 269 desa, dan 15 kelurahan di Cilacap. Wilayahnya berada di pinggir selatan Jawa, sehingga berbatasan langsung dengan Samudera India. Otomatis  jaraknya ke ibukota provinsi menjadi yang paling jauh.

Kabupaten Cilacap berbatasan dengan Jawa Barat di sebelah baratnya (Kecamatan Dayeuhluhur), sebelah utaranya berbatasan dengan Banyumas (Kecamatan Sampang). Selain wilayah daratan Cilacap juga memiliki wilayah perairan, yakni Kecamatan Kampung Laut, dan  Pulau Nusakambangan. Kemudian beberapa sungai baik besar maupun kecil, turut mewarnai kekayaan bentang alam Cilacap.

Keunikan lainnya ada pada dua bahasa daerah yang umum digunakan masyarakat sehari-hari.  Yaitu bahasa Jawa dialek Sunda bagi  penduduk di wilayah perbatasan Jawa Barat (Dayeuhluhur, Majenang, Cimanggu, Wanareja); dan bahasa Jawa Banyumasan ngapak yang condong ke dialek Tegal, bagi penduduk di wilayah lain. Adapun masyarakat di  Kota Cilacap lebih banyak berbahasa Indonesia dikarenakan banyaknya pendatang dari luar daerah.

Cilacap juga dikenal sebagai kota industri. Sebut saja: Kilang Minyak Pertamina Refinery Unit (RU) IV, PLTU Karangkandri, PLTU Bunton, Pabrik Semen Holcim, Pabrik Gula Rafinasi, dan pengolahan ikan. Bahkan kilang minyak yang berada di Cilacap ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 348.000 barel minyak.

Selain itu, Cilacap memiliki pelabuhan alam Tanjung Intan, di bawah pengelolaan Pelindo III. Ada pula bandara Tunggul Wulung yang, meski kecil, dapat melayani transportasi udara. Dan jangan lupa, penjara berkeamanan maksimum ada di Pulau Nusakambangan, Cilacap. Adakah kabupaten lain yang selengkap ini?

 

Potensi Wisata Cilacap 

Cilacap yang unik tentu saja punya banyak potensi wisata yang bisa dieksplorasi. Pertama, wisata alam berupa pantai. Pengunjung bisa mendatangi Pantai Teluk Penyu, Pantai Kemiren, Pantai Sodong, Pantai Widara Payung, Pantai Pasir Putih, Pantai Permisan, dan Segara Anakan.


Pantai Teluk Penyu. @cilacap_kekinian

 

Kedua, wisata sejarah. Banyak obyek peninggalan Belanda yang hingga kini masih bisa kita lihat wujudnya. Misalkan: Benteng Pendem, Benteng Karangbolong (di Pulau Nusakambangan), Stasiun Kereta Api Kota, Jembatan Kali Yasa, kompleks Kerkop (pemakaman Belanda), bekas Kantor asisten Residen (sekarang menjadi kantor Disporapar). Ada pula Klenteng Lam Tjeng Kiong, klenteng berusia ratusan tahun yang terletak di jalan RE Martadinata, Cilacap. 

Ketiga, wisata kekinian. Sejumlah tempat dibangun oleh pelaku industri wisata sebagai tempat rekreasi keluarga, dan pusat kuliner. Tempat-tempat ini menyasar generasi muda Cilacap, terutama mereka yang tak lepas dari gawai dan media sosial. Misalnya: Kemit Forest, Havana Hills, Pusat Kuliner Rinjani,  Wisata Bahari Malam Kutawaru, Wisata Kampung Laut, dan lain-lain. Kita bisa mengakses informasi tempat wisata semacam ini melalui akun media sosial @Cilacap_Kekinian di Instagram, lalu membagikan ke teman-teman.


salah satu informasi wisata.

Semua potensi wisata tersebut di atas jika dikelola sungguh-sungguh tentu dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Cilacap sendiri.

 

Dukungan Hotel Dafam Cilacap

 

Lobi depan Dafam Cilacap. Sumber foto: GitaFU

Pelancong yang menyengaja datang dari luar kota pasti membutuhkan tempat menginap. Akan lebih baik lagi jika penginapan tersebut punya misi mendukung eksplorasi wisata di Cilacap.  Contohnya Hotel DafamCilacap.

 

Hotel kategori bintang tiga ini telah berdiri cukup lama di Cilacap, yakni sejak 12 Agustus 2011. Lokasinya dekat dengan pusat pemerintahan/kawasan alun-alun, tepatnya di Jalan DR. Wahidin No 5-15, Cilacap. Sebagai bagian dari Artotel Hotel, Dafam Cilacap mengutamakan kenyamanan beristirahat bagi para pelancong, maupun pebisnis.

Irawan Trimulia, General Manager Dafam Cilacap, mengatakan dalam suatu pertemuan ramah tamah bahwa pihaknya amat mendukung berkembangnya pariwisata Cilacap.

“Karena itu kami mendukung dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang,” katanya di Orchid Lounge and Bar, Sabtu (29/7/2023) siang.

Senada dengan Irawan, Mikhael Hari Kustantyo sang Human Resources Manager menyebutkan keterjangkauan Dafam Cilacap dengan sejumlah obyek wisata popular.

“Dafam Cilacap dekat dengan alun-alun, Teluk Penyu, Benteng Pendem, Nusakambangan. Lalu ada paket  Wisata Bahari malam Kutawaru. Paling jauh ya ke Widara Payung, Bandara, Hutan Payau,” sebutnya di acara yang sama.

Dafam Cilacap memiliki  102 kamar berbagai tipe antara lain  Superior, Deluxe, Deluxe Pool View, Executive, Executive Pool View, Suite dan Royal Suite. Perbedaan masing-masing tipe ada pada luas kamar, dan fasilitas yang berbeda, serta tarif per malam tentunya.

interior Suite Room. Sumber: GitaFU


Fasilitas Hotel Dafam Cilacap

  1. Canting Restaurant, Orchid Lounge & Bar,  dan Teras Hotel

Konsep  restoran ini adalah menghadirkan menu-menu tradisional yang dipadukan sentuhan modern kepada para tamu hotel. Pemilihan nama ‘Canting’ sendiri disengaja untuk menimbulkan nuansa tradisi Indonesia. Racikan tangan chef  Canting Restaurant sendiri telah kondang kelezatannya. Sehingga boleh dikata Dafam Cilacap identik dengan cita rasa masakan lezat.

interior dan contoh menu Canting Restaurant.

Orchid Lounge and Bar Dafam Cilacap menyediakan aneka food and beverage. Tempatnya cukup nyaman untuk bersantai dan mengobrol. Setiap  Senin, Rabu, dan Jumat ada pertunjukan live music.

Suasana Orchid Lounge & Bar. Foto: dokpri (GitaFU)

Teras Hotel menyajikan kuliner malam hari, dengan menu andalan Nasi Balap dari Mak Sanggul. Tersedia pula menu minuman kopi, dan non kopi dari Kopi Salem. Keunggulan menu di sini ialah harga terjangkau, rasa lezat. Teras Hotel buka sampai jam 3 pagi. Cukup akomodatif bagi perut lapar pemburu kuliner malam.

2.    Swimming Pool, Fitness Room & Musholla

Kolam renang hotel disediakan dengan dua kedalaman: dewasa dan anak. Pengunjung yang tidak menginap pun boleh berenang di sini. Sementara bagi tamu hotel yang menginap tentu saja bisa memakai cuma-cuma semua fasilitas ini.

 

pemandangan ke kolam renang

3.  Meeting Room, Ballroom,  wedding package & candle light dinner

Tamu  yang ingin mengadakan acara entah sekadar gathering perusahaan, arisan, bahkan pesta pernikahan, bisa memakai fasilitas Ruang Pertemuan di Dafam Cilacap. Tersedia Ruang Tulip, dan Edellweiss yang berbeda kapasitas sesuai kebutuhan. Manajemen hotel juga punya penawaran menarik bagi perayaan pernikahan atau  makan malam romantis di tepi kolam renang.

“Harganya mulai dari 300 ribu untuk makan malam berdua pasangan,” beber Mikhael Hari Susantyo.

Bagaimana? Yuh, dolan Cilacap. Nginepe nang Dafam baen!


(Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Artikel Blog Dafam Cilacap & @Cilacap_Kekinian. Lomba ini merupakan rangkaian perayaan ulang tahun Hotel Dafam Cilacap. Semoga Hotel Dafam semakin sukses).


Daftar Pustaka:

1.      Jejak-jejak Sejarah Cilacap, Thomas Sutasman, Pustaka Egaliter:2021