Cari Blog Ini

Selasa, 28 April 2020

Tips Membuat Anak-anak Betah di Rumah



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Serasa seabad telah berlalu semenjak kebijakan School From Home, alias Sinau Nang Umah, diluncurkan oleh pemerintah atas dunia pendidikan formal kita. Bagi para orang tua (terutama kaum Emak) hal ini telah menimbulkan kegegeran tambahan. *Ayo, para Emak mana koor tanda setujunya? 😝

Apa pasal? Tentu saja karena di luar rutinitas harian, kini para Emak pun dituntut mendampingi putra-putrinya belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah. Seolah masih belum cukup, kita juga harus memastikan mereka tidak keluyuran, melainkan tetap di rumah saja.

Mungkin bagi orang dewasa relatif mudah diberi pemahaman supaya #dirumahsaja. Cukup kasih penjelasan mengenai perlunya 'social distancing', demi mencegah penyebaran virus. Namun memberi pengertian pada anak-anak agar tetap di rumah saja, dan berminggu-minggu pula? Woah, susah, Markonah!

Diperlukan tips dan trik khusus dari orangtua, agar anak-anak betah di rumah saja. Masing-masing keluarga tentu punya cara tersendiri, mengingat sikon yang berbeda-beda pula. Tetapi tak ada salahnya kita saling berbagi, bukan? Dan berikut ini adalah tips ala saya:

1. Biarkan mereka berekspresi, asalkan aman dan terkendali


Anak-anak senang bermain, bahkan di waktu belajar sekali pun. Alih-alih kita spaneng, nih, mendingan kasih mereka kebebasan bersyarat. Misal, boleh mainan lego asal dibereskan kembali; atau boleh konser-konseran yang penting rukun. Dan pastikan mereka mematuhi  S dan K dari kita.


Formasi band keluarga


Konser kamar

2. Sediakan buku-buku bacaan anak


Kebetulan sekali, dan saya bersyukur karenanya, anak-anak saya senang membaca. Setelah lelah bermain, mereka akan lari ke rak buku, mengambil buku-buku favorit masing-masing. Bahkan si bungsu Hanif punya buku kesayangan, yaitu kisah Nabil dan Naura (Seri Anak Hebat). Saya hanya perlu memastikan posisi membaca Farhan dan Hanna, agar nggak dilakukan sambil tiduran.

3. Sediakan camilan favorit


Selama masa libur begini, mulut mereka tetap ingin mengunyah snack. Jika ada dana berlebih, tak ada salahnya para Emak menyisihkan waktu demi membuat jajanan rumah, yang resepnya mudah dipraktekkan. Misal, bikin cireng, bolu kukus, puding, dsb. Atau kalau mau praktis, bisa juga beli di warung. 

Karena sekarang sedang bulan Ramadhan, camilan ini bisa disediakan saat berbuka puasa.

4. Berdoa


Kita iringi setiap ikhtiar dengan berdoa, termasuk usai berusaha membuat anak-anak betah di rumah. Semoga mereka jadi anak-anak yang patuh pada orang tua, dan tetap betah di rumah saja; semoga pandemi ini segera berakhir. Aamiin.
Nah, kurang lebih itulah tips dari saya. Bagaimana dengan sobat? Sharing di kolom komentar, yuk! (*)

Cilacap, 270420

#Day8
#BPNRamadan2020

Minggu, 26 April 2020

4 Hal yang Ingin Saya Lakukan Setelah Covid-19 Minggat

Happy Faces | Pixabay


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sobat, apa yang ingin kalian lakukan jika si kopidnentin akhirnya minggat dari hidup kita? Kalau saya, sih, nggak muluk-muluk amat. Setelah  sujud syukur, ada 4 hal lagi yang ingin saya lakukan. Apa saja, sih? Ini dia daftarnya:

1. Membaca sepuasnya tanpa diganggu

Book and beach | Pixabay

Ya, setelah sekian puluh hari semuamua aktivitas dilakukan dari rumah gara-gara pandemi: rutinitas rumah tangga, momong bocah, jadi pengganti guru sekolah, dan sebagainya, wajar dong saya pingin menyepi sendiri.

Saya pingin menikmati kembali buku-buku bacaan yang lama telantar. Saya kangen menyelesaikan satu buku dari awal-akhir tanpa terpotong-potong akibat melerai pertengkaran bocah, misalnya. Atau tanpa dikedipin paksu sebagai kode pengin dipijit. 😝

2. Menikmati minuman favorit sambil nggak ngapa-ngapain

Ice Coffee | Pixabay

Nah, ini ada latar belakangnya. Namanya anak-anak, kalo di rumah lihat emaknya menikmati sesuatu sendiri, pasti, deh, penasaran. Setelah penasaran, lanjut mengusik dengan aneka pertanyaan, terus kudu ikut nyobain, kemudian tahu-tahu minuman kegemaran emaknya tandas oleh mereka, udah gitu bekas mereka minum berceceran di lantai bikin kesantuy-an si emak menguap. Ujung-ujungnya si emak nangis di pojokan. 😒

Makanya, kan... Nggak aneh, kan keinginan saya ini. 😶

3. Cuci mata ke toko-toko aksesoris atau suvenir yang lucu-lucu


Seorang Perempuan di dalam toko | Pixabay

Saya tuh, gemar lihat pernak-pernik unik, lucu, dan menarik. Entah itu berupa gelang, cincin, kalung, cermin hias, hingga tempelan magnet kulkas. Bahkan alasan utama saya join di satu grup jastiper milik mbak Kiky Aurora, ya karena sukak lihat belanjaan suvenir dari LN. Meskipun belum tentu beli.😜

Jadi kalau saya dikasih kesempatan masuk ke toko-toko semacam ini ya jelas mau dan sweneng banget!

4. Mencari dan mengoleksi kerang di pantai


Sea shells at the sea shore | Pixabay

Subhanallah! Takjub nian saya menekuri bentuk dan warna-warni makhluk lautan ini. Tak terbayang berapa lama waktu yang mereka pergunakan membentuk cangkang-cangkang indah tersebut. Belum lagi sensasi sejuk di telapak tangan usai memegang mereka.

Dalam imaji saya, jika cangkang kerang itu saya dekatkan ke telinga, maka terdengarlah debur ombak di kejauhan. Itu sebab saya senang mengumpulkan cangkang-cangkang tersebut. Karena mereka menghubungkan saya dengan aroma laut favorit. 😄

Sekarang, bagaimana dengan kalian sendiri? Apa yang ingin kalian lakukan jika si Covid-19 pergi? Feel free for sharing. ^o^ (*)

Cilacap, 260420

#Day7
#BPNRamadanDay2020

Ketika Memberi Berpasangan dengan Menerima

Memberi dan Menerima| Pixabay

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sobat, pada fitrahnya manusia adalah makhluk yang penuh empati dan simpati. Hati manusia mudah tersentuh jika menyaksikan kenestapaan, ketidakberdayaan, atau  ketidakadilan yang dialami liyan. Secara alami manusia akan bereaksi, minimal dengan perubahan pada air mukanya.

Demikian pula di kondisi sekarang; di mana secara sosial, ekonomi,  kita sama-sama merasakan hajaran pandemi virus. Keprihatinan melihat kehidupan orang-orang yang lebih susah dari dirinya sendiri tetap timbul ke permukaan. Maka bermunculanlah usaha penggalangan bantuan, untuk diberikan pada mereka yang terdampak pageblug; orang-orang yang rentan ekonominya, dan mereka yang memang pantas dibantu supaya tetap berdiri tegak.

Belum terhitung perorangan yang berinisiatif bergerak sendiri, menyumbangkan apa saja yang ia bisa entah suplai nasi bungkus, atau sepaket bahan makanan pokok langsung pada tetangga kanan-kiri, misalkan.

Semua tindakan itu dilakukan atas dasar kemanusiaan.  Nilai utama yang menerabas sekat-sekat suku, agama, ras, dan antar golongan. Sesuatu yang masih menerbitkan rasa hangat dalam hati kita.

Pesan Lewat WhatsApp

Belum lama ini sebuah pesan WhatsApp dari Ibu Gurunya Hanna masuk ke grup kelas. Seperti biasa beliau memberikan rincian tugas dari sekolah untuk dikerjakan di rumah. Namun sekali itu ada tambahan lainnya. Kami selaku wali murid diharapkan ke sekolah pada hari Senin lusa, guna membayar komite bulanan (yang terpaksa tertunggak dua-tiga bulan akibat sekolah diliburkan), LKS tema 8, rapot bayangan, dan barang/uang sebagai sumbangan sukarela.

Poin terakhir itu menarik. Setelah beberapa penjelasan lebih lanjut dari beliau, rupa-rupanya pihak sekolah Hanna berinisiatif melakukan pengumpulan bantuan dari wali murid bagi keluarga yang terdampak perekonomiannya oleh si kopidnentin. Penggalangan bantuan bersifat tidak mengikat, alias sesuai kemampuan wali murid saja. Andaikata tidak ikut menyumbang pun tak mengapa. Para wali murid lainnya menanggapi positif.

Singkat cerita, pada hari yang ditentukan kami pergi ke sekolah. Tentu saja pihak sekolah mematuhi anjuran pemerintah. Wali murid tidak diperkenankan bergerombol, melainkan tertib satu per satu masuk ke ruangan. Tidak ada salaman. Pertemuan pun singkat saja. Dan paling utama, kami semua mengenakan masker.

Saya sempat memindai aneka barang sumbangan dari wali murid. Ada beras, mi instan, minyak, gula, masker. Ada pula yang menyumbang sejumlah uang. Usai keperluan dengan pihak sekolah, saya langsung pulang.

Keesokan harinya sumbangan itu didistribusikan kembali kepada sejumlah wali murid yang dipandang membutuhkannya. Lagi-lagi, gurunya Hanna mengirim pesan WhatsApp, tetapi kali ini langsung kepada penerima bantuan.

Sekali lagi, sejumlah wali murid tertentu, mengenakan masker mereka dan pergi ke sekolahan. (*)

Cilacap, 250420

#Day6
#BPNRamadan2020